Waspada, Modus Kejahatan Perbankan Yang Lagi Marak

Reporter

Rabu, 29 April 2015 05:01 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta:Bank Indonesia meminta nasabah agar bersikap hati-hati dan waspada terhadap kejahatan perbankan (fraud rate). Kepala Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Eni Panggabean mengatakan kewaspadaan dan peningkatan keamanan tidak hanya dapat dilakukan oleh regulator semata. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan terjadi salah operasi dari nasabah.

"Kami mengimbau nasabah juga menjaga perangkat yang digunakan dan tidak membuka situs-situs yang tidak aman," kata Eni di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 28 April 2015. Menurut dia, regulator terus berupaya mengurangi risiko terjadinya tindak kejahatan perbankan. Salah satunya ialah dengan meminta kepolisian untuk menindak para pelaku kejahatan di sistem pembayaran.

Bank Indonesia mencatat modus kejahatan perbankan yang biasa terjadi berupa skimming, phishing, dan malware. Skimming adalah tindak pencurian data nasabah dengan menggunakan alat perekam data. Biasanya kejahatan ini terjadi di mesin anjungan tunai mandiri dan EDC.

Sedangkan phishing ialah upaya pencurian informasi nasabah berupa user id, kata sandi (password), atau kartu kredit. Sementara malware merupakan perangkat lunak atau kode yang dipakai pelaku untuk melancarkan aksi kejahatan perbankan.

Ihwal ganti rugi terhadap nasabah yang menjadi korban kejahatan perbankan, Eni mengatakan tidak selalu mesti ditanggung oleh bank. "Kami akan lihat kasus per kasus. Sejauh ini jalan keluarnya dengan cara mediasi," ucap Eni.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigadir Jenderal Victor Panggabean menuturkan sejak 2012 hingga 2015 telah terjadi kerugian sebesar Rp33 miliar akibat kejahatan perbankan. Ia menyebutkan modus terbesar yang digunakan ialah skimming. "Total ada 497 pelaku yang sudah tertangkap. Mereka biasanya tidak mengambil dalam jumlah banyak, kata Victor.

Oleh sebab itu, Victor meminta kepada nasabah agar waspada ketika akan menarik uang dari mesin ATM. Ia menyarankan agar tidak mengambil uang di tempat yang sepi dan jarang dikunjungi. Sementara bagi pengguna internet banking agar tidak menggunakan software yang tidak dikuasai.

Lebih lanjut, ahli digital forensik Ruby Alamsyah menilai para pelaku tindak kejahatan ini umumnya bekerja sangat rapi dan terorganisir. Pelaku pun tidak melulu orang lokal atau Indonesia. "Biasanya pelaku utama di luar negeri. Mereka bekerja sama dengan orang lokal untuk memasang alat di mesin ATM," ucapnya.

Ruby juga mengingatkan kepada nasabah pengguna kartu ATM agar jeli mengamati kondisi mesin. "Kalau ada kejanggalan atau benda asing di mulut kartu lebih baik dihindari atau jangan menarik uang," kata dia.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

4 jam lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

8 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

3 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

4 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

6 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

7 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

7 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

8 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

8 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

13 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya