Pemerintah Utang Rp 40 T Untuk Danai Infrastruktur

Reporter

Rabu, 4 Maret 2015 04:43 WIB

Menteri Bappenas/Menteri PPN, Andrinof Chaniago di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago mengatakan pemerintah berencana pinjaman utang luar negeri hampir mencapai Rp 40 triliun.

Pinjaman untuk proyek Bappenas selama lima tahun ini di antaranya berasal dari Bank Pembangunan Asia (ADB), Islamic Development Bank (IDB) dan Bank Dunia. "Separuhnya untuk infrastruktur, yang lainnya macam-macam seperti program sosial dan pendidikan," katanya kepada Tempo di Jakarta, Senin, 2 Maret 2015.

Andrinof mengatakan masa pinjaman ini rata-rata mempunyai rentang waktu sekitar 20 hingga 40 tahun dan bunga sekitar 2 hingga 3,5 persen per tahun.

Pinjaman utang pada tahun ini, kata Andrinof, naik 100 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kenaikan pinjam utang luar negeri ini, menurut dia, karena adanya peningkatan signifikan untuk pembangunan infrastruktur dan program lain.
Dia mengatakan saat ini pinjaman dalam negeri dan surat utang pemerintah terus naik dengan resiko yang lebih besar.

Andrinof mengatakan pemerintah lebih memilih bantuan luar negeri ketimbang menerbitkan surat utang. "Bantuan luar negeri resikonya lebih rendah dan murah," katanya. Pinjaman dalam negeri, kata dia, beresiko karena mempunyai masa pembayaran jangka pendek.

Pendeknya masa pinjaman ini membuat pemerintah harus berhati-hati dalam cara pembayarannya. "Kalau panjang kan lebih bisa diantisipasi," katanya.

Untuk tahun 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengajukan usulan pinjaman luar negeri sebesar Rp 9 triliun yang sebagian besar berasal dari Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA), Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).

Selama ini, JICA merupakan pemberi pinjaman luar negeri terbesar bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu mencapai 30,8 persen atau US$ 1,4 miliar, lalu diikuti Bank Dunia 26,2 persen atau US$ 1,2 miliar.

"Ini yang sudah on going, ada dari JICA jepang, ADB, IDB, Bank Dunia dan Tiongkok. Ini semua proyek pekerjaan umum, misalnya seperti Tiongkok yang ingin membangun jembatan atau bendungan," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sabtu 28 Februari 2015.

ALI HIDAYAT | ANTARA

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

12 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

13 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

56 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya