Cina Pangkas Suku Bunga, Dolar Menguat  

Senin, 2 Maret 2015 13:34 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Pemulihan ekonomi Amerika membuat nilai tukar rupiah terhadap dollar terus anjlok, hingga masuk urutan keempat nilai tukar terendah terhadap dollar. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan dolar terus berlanjut di awal Maret setelah bank sentral Cina (People Bank of China/ PBOC) kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Penurunan suku bunga adalah ketiga kalinya serta sudah dilakukan PBOC dalam dua bulan terakhir tersebut memicu pelemahan yuan dan meningkatkan kembali minat kepemilikan dolar.

Pada pukul 13.45 WIB, rupiah pun sudah tertekan 54,6 poin (0,42 persen) ke level Rp 12.987 per dolar. Hal yang sama dialami oleh yen yang turun 0,19 persen ke level 119,86 per dolar serta won yang terkoreksi sebesar 0,32 persen menjadi 1.101,47.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan kebijakan PBOC memangkas suku bunga memang menyebabkan dolar terus menguat. Minat investor global yang kembali beralih pada mata uang Greenback menyebabkan likuiditas dolar di pasar regional semakin berkurang. “Indeks dolar terus menguat setelah Cina pangkas suku bunga,” ujarnya.

Kendati demikian, rilis inflasi Februari yang diketahui mengalami deflasi sebesar 0,36 persen berhasil mengurangi tekanan dolar. Oleh investor, terjadinya deflasi tersebut membangun harapan pemangkasan suku bunga acuan dalam negeri (BI Rate) bakal semakin menguat.

PDAT | MEGEL JEKSON

Berita terkait

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

10 jam lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

14 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

3 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

4 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

7 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

7 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

8 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

8 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

8 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

13 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya