Januari 2015, Deflasi 0,24 Persen

Reporter

Senin, 2 Februari 2015 12:23 WIB

Gedung Badan Pusat Statistik, Jakarta, Senin 2 Desember 2011.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.

TEMPO.CO, Jakarta - Dua kali penurunan harga bahan bakar minyak oleh Presiden Joko Widodo mulai memberi dampak. Badan Pusat Statistik melaporkan pada hari ini, Senin, 2 Februari 2015, sepanjang Januari 2015, terjadi deflasi atau penurunan harga rata-rata barang dan jasa sebesar 0,24 persen. Jadi, inflasi tahunan (Januari 2014-Januari 2015) menjadi 6,96 persen.

Menurut BPS, inflasi terjadi karena penurunan harga pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 4,04 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran lain yang naik adalah kelompok bahan makanan yang naik 0,6 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,65 persen); perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,8 persen); serta kesehatan (0,6 persen). (Baca: Golongan Listrik Ini Tak Disubsidi per 1 Januari)

Beberapa komoditas yang turun harga pada Januari 2015 antara lain bensin, cabai merah, tarif angkutan dalam kota, tarif angkutan udara, cabai rawit, solar, buncis, kacang panjang, dan mentimun. Sedangkan komoditas yang harganya naik antara lain daging ayam ras, ikan segar, beras, telur ayam ras, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, upah pembantu rumah tangga, tarif rumah sakit, dan rokok kretek filter. (Baca: Harga BBM Turun, Apa Kabar Bumbu Dapur?)

Kepala Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk Juniman menuturkan tekanan inflasi menurun karena harga beberapa komoditas makanan dan harga BBM turun. "Mengingat harga BBM telah turun dua kali," ujarnya saat dihubungi hari ini. Ia juga memprediksi neraca perdagangan Indonesia akan kembali surplus karena faktor musiman pada Desember.

Jokowi, pada 17 November 2014, mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi yang berlaku keesokan harinya. Harga Premium dinaikkan dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter, sementara solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. (Baca: Harga BBM Sudah Sesuai Harga Pasar Dunia)

Seiring dengan merosotnya harga minyak mentah dunia, pada 31 Desember 2014, Presiden menurunkan harga Premium menjadi Rp 7.600 per liter dan solar Rp 7.250 per liter. Disusul kebijakan serupa pada 18 Januari 2015 yang membuat harga Premium tinggal Rp 6.600-6.700 per liter dan solar Rp 6.400 per liter.

EFRI RITONGA | ALI HIDAYAT




Terpopuler
Ini Daftar Calon Baru Kapolri di Tangan Kompolnas
Awas, Jejak Hakim Kasus Budi Gunawan Mencurigakan
Sidang Gugatan Budi Besok, Lonceng Kematian KPK?
Posisi Budi Gunawan Dinilai Mirip Calon Berzina
Kampus Bergerak, Galang Dukungan Selamatkan Jokowi







Advertising
Advertising

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

8 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

8 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

8 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

8 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

26 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

28 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

28 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya