Wanita mengenakan kimono berpose di depan papan harga saham pada upacara pembukaan perdagangan saham hari pertama di tahun baru di Bursa Efek Tokyo, Jepang, 5 Januari 2015. AFP/Kazuhiro Nogi
TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas bursa saham regional bergerak jatuh merespons harga minyak dunia yang terus merosot. Minyak mentah WTI yang sempat menyentuh level US$ 49,77 per barel--angka terendah sejak April 2009--membuat investor khawatir hal ini akan berlangsung lama dan berdampak buruk pada perekonomian global.
Indeks Dow Jones pun ditutup anjlok 1,86 persen ke level 17.501,65 akibat penurunan tajam komoditas emas hitam tersebut. Hingga pukul 11.30 WIB, Nikkei sudah melorot tajam 2,76 persen ke level 16.928,67, Hangseng jatuh 1,26 persen ke level 23.375,51, dan Straits Times terkoreksi 1,59 persen ke level 3.275,44. Indeks harga saham gabungan (IHSG) sendiri berakhir melemah 40 poin (0,80 persen) ke level 5.180 pada sesi penutupan siang ini.
Analis dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Tiesha Narandha Putri, menuturkan pelemahan bursa saham Asia, termasuk IHSG, memang terpengaruh harga minyak dunia dan sentimen negatif bursa saham Amerika Serikat. Setelah rilis data ekonomi domestik yang memburuk, investor yang semakin pesimistis dengan prospek indeks saham hari ini akhirnya ramai-ramai cenderung melakukan aksi jual. “IHSG melanjutkan pelemahan seiring koreksi yang terjadi di bursa AS dan regional,” ujarnya.
Menurut Tiesha, koreksi IHSG juga masih terimbas pelemahan rupiah. Kurs rupiah yang jatuh ke level Rp 12.668 per dolar mendorong investor meragukan kinerja keuangan emiten dalam jangka pendek. “Koreksi IHSG juga berkaitan dengan pelemahan rupiah,” kata Tiesha.