TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, menilai melemahnya nilai tukar rupiah akhir-akhir ini bukan disebabkan oleh masalah internal Indonesia. "Lebih karena harga minyak dunia yang turun," ujar Satrio saat dihubungi Tempo, Kamis, 11 Desember 2014.
Menurut Satrio, turunnya harga minyak dunia sebenarnya tekanan besar bagi negara pengekspor minyak. "Akibatnya, orang jadi lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas ekonomi," tuturnya. (Baca: Rupiah Diperkirakan Melorot hingga Rp 12.600)
Ia malah menyarankan, momentum itu memberi kesempatan kepada pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak. Penurunan kembali harga dinilai sebagai salah satu alternatif untuk mengerek nilai rupiah.
Di sisi lain, pelemahan rupiah dapat dilihat positif. Sebab, orang akan mencari alternatif dengan mengandalkan produksi dalam negeri. (Baca: Rupiah Anjlok, BI: Mata Uang Lain Lebih Parah)
Satrio mengatakan belum dapat memprediksi sampai kapan pelemahan nilai rupiah berlangsung. "Tak perlu terlalu khawatir," ujarnya. Dia yakin rupiah bisa bertahan walau masih lemah. (Baca: Rupiah Jeblok, Agus Marto Minta Semua Pihak Tenang)
"Setidaknya ada perubahan," tutur Satrio. Berdasarkan situs Bank Indonesia, hari ini, nilai rupiah sebesar Rp 12.336 per dolar Amerika Serikat. Itu sedikit menguat dibanding nilai rupiah kemarin yang berada pada level Rp 12.347.
ODELIA SINAGA
Berita lain:
Dirjen HAM: Menteri Susi seperti James Bond
FPI Ogah Sebut Fahrurrozi Gubernur FPI
Melongok Harta Puluhan Miliar Calon Dirjen Pajak
Berita terkait
Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD
15 jam lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.
Baca Selengkapnya95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah
5 hari lalu
Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.
Baca SelengkapnyaTingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah
5 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaEkonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
6 hari lalu
Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik
6 hari lalu
Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.
Baca SelengkapnyaBos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku
7 hari lalu
Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga
7 hari lalu
Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.
Baca SelengkapnyaIstana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK
1 Desember 2023
Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.
Baca SelengkapnyaWamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir
27 Oktober 2023
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.
Baca SelengkapnyaAgenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua
26 Oktober 2023
Presiden Jokowi dikabarkan kembali akan reshuffle kabinet pada pekan depan. Siapa saja yang bakal diganti?
Baca Selengkapnya