Susi Sebut Ada Mafia Garam, Kemendag Keukeuh Impor  

Reporter

Selasa, 9 Desember 2014 07:49 WIB

Pekerja mengumpulkan garam yang akan di panen di Paccelangan, Jeneponto, Sulsel, 29 September 2014. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Partogi Pangaribuan menyatakan Indonesia saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan garam untuk industri. "Jadi, kalau impor itu bukan karena kami suka impor, tapi memang masih butuh," kata Partogi di kantornya, Senin, 8 Desember 2014.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada Senin, 8 Desember 2014, menyatakan ada permainan mafia dalam industri garam. Akibatnya, Indonesia terus bergantung pada impor garam meski memiliki garis pantai yang luas. (Baca: Susi Tunjuk Lima Samurai sebagai Mafia Garam )

Menurut Partogi, petani garam baru bisa memproduksi garam konsumsi dengan kadar NaCl minimal 94,7 persen. "Untuk garam konsumsi memang sudah bisa dibilang swasembada," ujarnya. (Baca: Menteri Susi dan Risma Begadang Demi Garam)

Tahun ini, kebutuhan garam konsumsi Indonesia jumlahnya sekitar 1,7 juta ton. Sedangkan produksinya diproyeksikan mencapai 2,1 juta ton, tapi dengan penyusutan 15-20 persen. Adapun untuk garam produksi kadar NaCl-nya minimal 97 persen, Indonesia masih bergantung pada impor.

Komisaris Utama PT Garam tersebut menuturkan peningkatan produksi garam nasional maksimal 10 persen per tahun. Tanpa tambahan lahan dan penerapan teknologi yang memadai, kebutuhan garam industri tak dapat seketika dipenuhi. "Ya, pelan-pelan dikurangi," katanya.

Garam industri dibutuhkan sebagai bahan pemutih kertas dan sarana pertambangan. Selain itu, ada juga kebutuhan dari industri farmasi serta makanan-minuman.

Tahun ini, ujar Partogi, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan izin impor 1,946 juta ton garam industri. Di dalamnya ada 1,542 garam untuk industri kertas dan tambang serta 404 ribu ton garam untuk industri aneka pangan, termasuk bumbu mi instan.

PINGIT ARIA

Berita Terpopuler
Golkar Hancur, Ical dan Agung, Siapa Arang dan Abu
Susi Tunjuk Lima Samurai sebagai Mafia Garam
Petral Bubar, Menteri ESDM: Kalau Grasa-grusu Bisa
Lulung Minta Ahok Tak Anggap Dia Musuh
Skenario Nasib Dua Golkar Menurut Menteri Laoly
Menteri Susi Tangkap 22 Kapal Ikan Cina




Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

3 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

7 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

11 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

24 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya