Terbebani BBM dan Upah, Pabrik Tekstil Hengkang

Reporter

Selasa, 25 November 2014 06:00 WIB

Pabrik tekstil. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, mengatakan puluhan perusahaan tekstil akan merelokasi pabrik ke Vietnam dan Myanmar. Kemudahan birokrasi dan rendahnya upah buruh menjadi daya tarik di kedua negara itu.

"Yang sudah jelas, tiga perusahaan akan pindah ke Vietnam," kata Ade, Senin, 24 November 2014. (Baca: Upah Ideal Buruh Bekasi Rp 7 Juta)

Menurut Ade, kenaikan harga bahan bakar minyak, ditambah kenaikan upah minimum provinsi memperberat beban perusahaan tekstil. "Dilematis. Jika upah buruh dinaikkan, bagaimana. Tidak dinaikkan, bagaimana," ujarnya. (Baca: Wali Kota Bekasi: Upah Buruh Tetap Rp 2,9 Juta)

Berdasarkan laporan yang diterima API, kata Ade, pascakenaikan harga BBM, buruh meminta kenaikan upah rata-rata 15-20 persen. Padahal batas kewajaran yang bisa diterima perusahaan yakni menaikkan 11 persen. "Hitungannya, inflasi 7 persen, 4 persen buat kenaikan termasuk upah," ucapnya. (Baca: Buruh Jawa Tengah Tolak Penetapan Upah)

Ade menjelaskan, dalam kondisi yang kian berat, selain hengkang ke luar negeri, beberapa perusahaan tekstil di wilayah Jabodetabek juga sedang menyusun rencana pemindahan pabrik ke daerah lain di Indonesia. Misalnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. (Baca: Buruh Blokade Jalan Tol Cikarang Utama)

Ade menambahkan, tahun lalu 60 pabrik tekstil dipindahkan ke Jawa Tengah. Tahun ini, diperkirakan, jumlahnya akan bertambah di atas 100 pabrik.

Di tengah maraknya tuntutan kenaikan UMP, Ade berharap pemerintah daerah bisa menjadi penengah yang bisa memberikan solusi bagi kedua belah pihak. Dengan demikian keberlangsungan investasi tetap terjaga. "Pemerintah daerah seharusnya menjadi mediator, bukan menjadi koordinator salah satu pihak," tuturnya.

JAYADI SUPRIADIN

Terpopuler:
Kata Susi, Ini Kebodohan Indonesia di Sektor Laut
Warga Singapura Memuji Jokowi Presiden Masa Depan
Jokowi atau Prabowo Presiden, BBM Tetap Naik
Pengamat: Jokowi seperti Sinterklas

Berita terkait

Pakaian Bekas Malaysia Banyak Masuk Indonesia, Bisnisnya Ternyata Menggiurkan

1 April 2023

Pakaian Bekas Malaysia Banyak Masuk Indonesia, Bisnisnya Ternyata Menggiurkan

Di Malaysia, bisnis pakaian bekas atau bundle business terus menggeliat. Permintaan pakaian bekas terus melonjak di Malaysia.

Baca Selengkapnya

Soal Impor Pakaian Bekas, Asosiasi Tekstil: Tidak Semua Layak Pakai

1 April 2023

Soal Impor Pakaian Bekas, Asosiasi Tekstil: Tidak Semua Layak Pakai

Menkop UKM Teten Masduki mengatakan langkah pemerintah menyetop selundupan impor pakaian bekas ilegal sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Ribuan Ton Pakaian Bekas Masuk Indonesia Tiap Tahun, Asosiasi Tekstil: Paling Banyak dari Malaysia

1 April 2023

Ribuan Ton Pakaian Bekas Masuk Indonesia Tiap Tahun, Asosiasi Tekstil: Paling Banyak dari Malaysia

Tidak jarang pakaian bekas yang masuk Indonesia merupakan pakaian donasi yang sebenarnya diberikan secara cuma-cuma.

Baca Selengkapnya

Cuti Bersama Lebaran Ditambah, Asosiasi Pertekstilan: Negeri Ini Sedang Krisis Ketidakpastian Regulasi

26 Maret 2023

Cuti Bersama Lebaran Ditambah, Asosiasi Pertekstilan: Negeri Ini Sedang Krisis Ketidakpastian Regulasi

API menilai penambahan hari cuti bersama dapat mengganggu perencanaan produksi dan suplai material dari distributor.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Imbau Perusahaan Beri THR Lebih Awal, API: Kami Berikan Paling Lambat 7 Hari sebelum Lebaran

26 Maret 2023

Pemerintah Imbau Perusahaan Beri THR Lebih Awal, API: Kami Berikan Paling Lambat 7 Hari sebelum Lebaran

Pengusaha pertekstilan akan tetap membayar tunjangan hari raya atau THR sesuai ketentuan yang ada.

Baca Selengkapnya

80 Persen Pabrik Garmen Rumahkan Buruh, Dilema PHK Menghadang

29 Mei 2020

80 Persen Pabrik Garmen Rumahkan Buruh, Dilema PHK Menghadang

Sekretaris Jenderal API Rizal Rakhman mengatakan saat ini lebih dari 80 persen pabrik garmen telah merumahkan karyawannya. Sebagian melakukan PHK.

Baca Selengkapnya

Jurus Kota Bogor Naikkan Derajat para PKL, Apa Saja?

18 Januari 2020

Jurus Kota Bogor Naikkan Derajat para PKL, Apa Saja?

Pemerintah Kota Bogor terus melakukan penataan pedagang kaki lima (PKL) dan merelokasinya masuk ke dalam pasar.

Baca Selengkapnya

Wagub Jatim Akui Beberapa Perusahaan Hengkang karena UMK Tinggi

27 Desember 2019

Wagub Jatim Akui Beberapa Perusahaan Hengkang karena UMK Tinggi

Emil Dardak tak memungkiri faktor utama beberapa perusahaan hengkang karena penetapan UMK yang dinilai pelaku usaha terlalu tinggi.

Baca Selengkapnya

Upah, Barang Impor dan HPP Penyebab Pabrik Tekstil Tutup

11 Desember 2019

Upah, Barang Impor dan HPP Penyebab Pabrik Tekstil Tutup

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan fenomena tutupnya beberapa pabrik tekstil di tanah Air disebabkan oleh beberapa faktor

Baca Selengkapnya

Temui Kepala BKPM, Pengusaha Tekstil Usul Enam Rekomendasi

11 Desember 2019

Temui Kepala BKPM, Pengusaha Tekstil Usul Enam Rekomendasi

Wakil Ketua Umum API Iwan Lukminto menyebutkan ada enam pokok rekomendasi yang disampaikan kepada Kepala BKPM

Baca Selengkapnya