Sejumlah orang mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 20 Oktober 2014. IHSG ditutup menguat 11,586 poin (0,23%) di 5.040,532 pada Senin (20/10) karena pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. ANTARA/OJT/Dyah Dwi Astuti
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Atma Jaya, Agustinus Prasetyantoko, menilai tim ekonomi Kabinet Kerja sampai saat ini belum mempengaruhi sentimen pasar. Tim ekonomi yang diumumkan Presiden Joko Widodo belum menimbulkan kesan positif atau justru mengecewakan. (Baca: Ini Dia Menteri Luar Negeri Wanita Pertama RI)
"Tim yang diumumkan biasa-biasa saja," katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 27 Oktober 2014. Menurut Agustinus, respons pasar tidak terfokus pada susunan atau nama-nama menteri, melainkan tim ekonomi dalam kabinet. (Baca: 3 Dirut BUMN Jadi Menteri, Dahlan: Sangat Pantas)
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kabinet yang akan membantunya selama lima tahun ke depan. Tim ekonomi kabinet terdiri atas dua kelompok yang dikoordinasi kementerian koordinator yang berbeda. Tim pertama yang dikoordinasi Menteri Koordinator Perekonomian terdiri atas: 1. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil 2. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro 3. Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno 4. Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah A.A.G.N. Puspayoga 5. Menteri Perindustrian Saleh Husin 6. Menteri Perdagangan Rahmat Gobel 7. Menteri Pertanian Amran Sulaiman 8. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono 9. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaja
Tim kedua yang dikoordinasi Menteri Koordinator Kemaritiman terdiri atas: 1. Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo 2. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan 3. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti 4. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.