Empat Sektor Ini Masih 'Seksi' untuk Investasi  

Reporter

Kamis, 23 Oktober 2014 08:45 WIB

Proyek properti di kawasan Simprug, Jakarta, Kamis (22/1). Survei ING pada kuartal keempat 2008 menunjukkan Investor Indonesia menanamkan dananya di investasi uang tunai atau deposito dan properti. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bahana Securities menyatakan beberapa sektor bisnis utama tahun ini mengalami pertumbuhan positif. Beberapa faktor seperti kondisi perekonomian global dan regional serta kebijakan pemerintah menjadi penyebabnya. (Baca: Dana Asing Mulai Kabur, Indeks Saham Kolaps)

Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su mengatakan sektor yang hingga akhir tahun ini tumbuh positif adalah telekomunikasi, perbankan, migas, dan infrastruktur. Khusus untuk sektor infrastrukur, dia menilai tahun depan sektor ini masih layak menjadi pilihan investasi. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur. "Sektor infrastruktur pada tahun ini tumbuh hingga 56 persen year-to-date," ujar Harry di Jakarta, Rabu, 22 Oktober 2014. (Baca: BKPM: Kisruh Politik Tak Pengaruhi Investasi)

Sektor perbankan, tutur Harry, juga tumbuh positif sebesar 14 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh kinerja empat emiten utama, yaitu BMRI, BBRI, BBCA, dan BBNI. Bahkan kinerja empat emiten utama tersebut diklaim mampu mengurangi dampak krisis yang sempat terjadi. "Yang terdampak krisis kan yang kecil, tapi mampu tertutupi oleh kinerja emiten besar."

Sektor minyak dan gas tahun ini juga tumbuh sebesar 15 persen. Menurut Harry, salah satu sebabnya adalah dukungan kinerja utama emiten utama seperti PT Medco Energy Indonesia Tbk yang banyak melakukan ekplorasi. Sedangkan sektor properti mampu tumbuh hingga 12 persen. Namun, dalam enam bulan terakhir, pertumbuhannya cenderung terkikis. Kinerjanya terdampak kekhawatiran adanya kenaikan harga bahan bakar minyak.

Ihwal positifnya, pertumbuhan perbankan tahun ini juga dikatakan oleh analis PT Bahana Securities lain, Teguh Hartanto. Menurut dia, sektor perbankan tahun ini cukup sehat karena komposisi kredit yang merata di semua sektor. Salah satu yang menerima fasilitas kredit perbankan tapi mengalami pertumbuhan negatif adalah batu bara. "Namun porsi kredit perbankan pada sektor ini hanya 3 persen," tuturnya.

Ancaman pada sektor perbankan yang sempat muncul tahun ini adalah perang suku bunga deposito. Namun kekhawatiran tersebut sudah diantisipasi Otoritas Jasa Keuangan dengan adanya pembatasan tingkat suku bunga deposito. Hingga tahun depan, dia memprediksi sektor perbankan masih akan dilirik investor, khususnya emiten besar.

Sektor lain yang menurut dia layak dipertimbangkan adalah semen. SMGR dan INTP masih bisa menjadi pilihan utama. Namun isu oversupply yang mulai muncul sejak tahun lalu juga patut diwaspadai. Diperkirakan, pada 2016, persediaan semen akan mencapai 9 juta ton karena adanya enam pemain asing. Namun Teguh yakin perusahaan dalam negeri bisa mengantisipasi hal tersebut.

FAIZ NASHRILLAH

Berita Terpopuler
Ini Dia Calon Pembantu Presiden Jokowi
Pelindo II Siapkan Acara Pengumuman Kabinet Jokowi
Polisi Tangkap Basah Maling Spion Mobil Mewah
Datang ke Istana, Siti Nurbaya Dites Jokowi
PM Singapura Unggah Foto Pelantikan Jokowi di FB













Berita terkait

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 jam lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

3 jam lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

17 jam lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

20 jam lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

2 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

2 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

3 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

3 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

3 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya