Menteri Pertanian Suswono, menunjukkan bibit padi impor asal Cina yang disita Badan Karantina Pertanian di Surabaya, Minggu (6/12). Balai Karantina menyita 140 ton benih jagung dan 3,5 ton benih padi berpenyakit membahayakan. TEMPO/Rohman Taufiq
TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Asosiasi Pengusaha Cabai Indonesia, Abdul Hamid, mengatakan impor benih lebih baik daripada impor produk pangan. Menurut dia, strategi ini harus dilakukan pemerintah untuk melindungi pengusaha produk pangan. (Baca: Bulog Ingatkan Pemerintah Tak Telat Impor Beras)
"Jika impor produk pangan terus bertambah, siapa yang mau beli produk lokal," katanya dalam acara Seminar Nasional Tantangan Pembangunan Pertanian dan Kedaulatan Pangan Lima Tahun ke Depan di Hotel Santika, Slipi, Jakarta Barat, Selasa, 14 Oktober 2014.
Hamid menuturkan pemerintah harus mengakui jika kualitas benih di luar negeri lebih bagus dibandingkan dengan dalam negeri. Dengan demikian, ujar dia, pemerintah jangan memaksakan untuk mempertahankan bibit lokal jika belum bisa menghasilkan produk pangan berkualitas. (Baca: Banjir Beras Vietnam, Impor Beras Ketan Diperketat)
Hamid mencontohkan impor daun selada dari Singapura. Padahal dulu sayuran ini dihasilkan di Lembang, Bandung, dengan produksi 7,5 juta ton per tahun. Saat ini, karena tak ada pasokan benih dan kebutuhan selada untuk industri makanan cepat saji semakin meningkat, Indonesia terpaksa membelinya dari Singapura.