WTO: Pertumbuhan Perdagangan Global Melemah

Reporter

Kamis, 25 September 2014 19:52 WIB

Seorang aktivis melakukan aksi memperingati kematian Lee Kyung Hae petani korea saat Konferensi WTO di Nusa Dua, Bali, (5/12). Lee Kyung Hae yang meninggal karena menusuk dirinya sendiri karena menolak konfrensi WTO ke-5 di Cancun, Korea. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) memangkas proyeksi pertumbuhan perdagangan global dari semula 4,6 persen menjadi 3,1 persen tahun ini. Untuk tahun depan, lembaga internasional ini juga menurunkan proyeksinya menjadi 4 persen. (Baca: WTO: Paket Bali Ciptakan Keuntungan US$ 1 triliun).

Penurunan proyeksi ini, menurut Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo, terjadi karena permintaan global melemah. Pertumbuhan ekonomi global yang melambat ini berdampak pada permintaan. “Pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan pada semester I tahun ini membuat lembaga-lembaga internasional menurunkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB),” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 September 2014, waktu setempat.

Azevedo mengatakan ketegangan politik yang terjadi di sejumlah kawasan dan pertumbuhan yang tidak merata memicu risiko perlambatan perdagangan global pada semester II tahun ini. Ketegangan di Ukraina telah mengganggu hubungan perdagangan antara Rusia dan Uni Eropa serta Amerika Serikat. “Kinerja ekonomi yang melamban di Amerika Serikat dan Jerman telah memperlemah permintaan impor global,” ujarnya. (Baca: Menang Sengketa WTO, Indonesia Dapat Penghargaan).

Aksi boikot sejumlah produk pertanian Rusia oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat, setelah invasi ke Ukraina, berdampak negatif terhadap distribusi komoditas pertanian. “Konflik di Timur Tengah memicu ketidakpastian yang dapat menyebabkan harga minyak global melonjak dan dampaknya akan mempengaruhi pasokan,” kata Azevedo. (Baca: Direktur Jenderal WTO: Kegagalan Putaran Doha Sinyal Buruk Perdagangan).

Sementara itu, benturan antar-anggota WTO sering kali terjadi karena ketidakpuasan dan menjadikan badan internasional ini tempat untuk mengajukan gugatan. Sebagai negara anggota WTO, Indonesia pun tak luput dari gugatan yang diajukan negara lain.

Pada April 2014, Rusia memberikan notifikasi kepada WTO yang menyatakan syarat kadar peroksida minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dari Indonesia harus 0,9 persen saat sampai di Rusia. Negara itu menolak CPO asal Indonesia.

PINGIT ARIA | YOLANDA RYAN ARMINDYA| CHANNEL NEWS ASIA


Berita Terpopuler
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI
Soal Gantung Diri di Monas, Anas: Siapa Bilang?
Adnan Buyung: Jaksa Penuntut Anas Bodoh
6 Orang Mati, Vonis Anas, dan Skandal Hambalang



Berita terkait

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

21 jam lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

2 hari lalu

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

3 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini sama dengan perdagangan hari kemarin, yakni Rp 1.319.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

6 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini, Selasa, 23 April 2024 merosot turun hingga Rp 18 ribu dari harga di perdagangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya