Oktober, Bea Keluar CPO Bakal 0 persen  

Reporter

Selasa, 23 September 2014 17:11 WIB

Kelapa sawit. REUTERS/Roni Bintang

TEMPO.CO, Jakarta - Bea keluar minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) untuk ekspor bulan depan diprediksi 0 persen. Turunnya bea keluar disebabkan oleh pergerakan harga yang terus anjlok hingga diprediksi di bawah US$ 750 per metrik ton. "Oktober sepertinya akan 0 persen karena harganya memang rendah," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di kantornya, 23 September 2014. (Baca: Harga Turun, Bea Keluar CPO dan Kakao Tetap)

Saat ini tarif bea keluar progresif untuk CPO ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.011/2008 tentang penetapan barang ekspor yang dikenai bea keluar dan tarif bea keluar. Tarif bea keluar CPO terendah adalah 7,5 persen untuk harga referensi US$ 750-800 per ton. Di bawah US$ 750 per metrik ton, bea keluar CPO otomatis hilang. (Baca: Pemanfaatan Minyak Sawit Dipacu)

Sedangkan bea tertinggi adalah 22,5 persen untuk harga referensi di atas US$ 1.250 ton. Untuk 32 produk turunannya, bea keluar telah ditetapkan 0-15 persen.

Saat ini bea keluar CPO adalah 9 persen. Penetapan itu berdasar harga referensi CPO US$ 810,63 per metrik ton turun 6,3 persen dari periode bulan sebelumnya yang mencapai US$ 865,50 per metrik ton.

Bagaimana pun, ujar Bayu, pengusaha Cina meminta pemerintah Indonesia menghapus bea keluar CPO secara permanen. Hal itu diungkapkan pengusaha Cina saat Bayu berkunjung ke Negeri Tirai Bambu pada pekan lalu.

Penghapusan bea keluar akan membuat harga CPO lebih murah di Cina. Dengan begitu, CPO akan semakin unggul dalam persaingan dengan minyak nabati lain. "Pemerintah akan mempertimbangkan permohonan penghapusan bea keluar. Namun harus mempertimbangkan kepentingan Indonesia," tuturnya.

Direktur Eksekutif Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan menyatakan pergerakan harga CPO dunia saat ini memang cenderung negatif. Penyebabnya, pasokan kedelai sebagai salah satu bahan minyak nabati sedang melimpah. "Kalau melihat pergerakan tiga bulan terakhir memang sangat mungkin bulan depan harganya di bawah US$ 750 per metrik ton," ujarnya.

Fadhil, yang turut dalam perjalanan ke Cina, menuturkan ekspor CPO dan produk turunannya pada 2013 mencapai 21,2 juta ton atau naik 16 persen dibanding pada 2012. Dari jumlah tersebut, ekspor CPO ke India tahun lalu mencapai 4,2 juta ton, Eropa 4 juta ton, dan Cina 2,6 juta ton.

PINGIT ARIA

Berita Terpopuler
Istri AKBP Idha Endri Kuasai Harta Bandar Narkoba
Golkar Terbelah Hadapi Voting RUU Pilkada
Onno W. Purbo Nilai E-Blusukan Jokowi Tak Relevan

Berita terkait

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

1 hari lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

2 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

2 hari lalu

KTT APEC di Peru Kembali Bahas Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau FTAAP

Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

3 hari lalu

Kementerian Perdagangan Antisipasi Fenomena Alih Mitra Dagang di Pasar Global

Kementerian Perdagangan mengungkapkan saat ini fenomena alih mitra dagang sejumlah negara telah mempengaruhi ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

8 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Waralaba Makanan dan Minuman Terbesar, Capai 47 Persen

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim menyebut bisnis waralaba di sektor makanan dan minuman menjadi yang terbesar

Baca Selengkapnya

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

16 hari lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

16 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

17 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

22 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya