TEMPO.CO, Jakarta - Alibaba.com, perusahaan e-commerce asal Cina, bakal menggelar penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di bursa saham New York pada Jumat, 19 September 2014. Dalam IPO ini, Alibaba menargetkan perolehan dana segar US$ 25 miliar dan memecahkan rekor go public terbesar di dunia. (Baca: Alibaba Siap Pecahkan Rekor IPO Terbesar)
Namun, sebelum membeli saham Alibaba, investor di bursa saham Wall Street mewaspadai beberapa hal. Menurut situs CNNMoney.com, sedikitnya ada lima risiko yang mengintai investor yang membeli saham perusahaan e-commerce sekelas Alibaba. Kebanyakan risiko ini berasal dari bidang usaha perdagangan online yang relatif baru dikenal publik. (Baca: Empat Fakta Menarik Jack Ma, Bos Alibaba)
Apa saja risiko berinvestasi di saham Alibaba?
1. Struktur manajemen
Struktur perusahaan Alibaba unik dan mengandung risiko bagi investor. Di Alibaba, para pendiri seperti Jack Ma dan Simon Xie punya kewenangan mengontrol dewan direksi meski mereka sudah pensiun. Perilaku ini mirip dengan kebiasaan perusahaan milik keluarga, bukan perusahaan yang go public di bursa saham. Jika adat ini terus berjalan, peran investor yang "datang dari luar" cukup kecil.
2. Banyak barang palsu
Alibaba ternyata rawan pemalsuan. Beberapa bulan menjelang IPO, banyak pihak yang memperingatkan manajemen Alibaba untuk menyingkirkan barang-barang palsu di toko online-nya. Bahkan, ada beberapa merek yang melaporkan 80 persen barang mereka yang dijual di Alibaba adalah palsu. Analis dan pakar industri pun berpendapat barang palsu justru berkembang melalui Alibaba. Citra perusahaan ini terancam jika tidak segera menindak penjual yang melakukan pelanggaran.
Berita terkait
Ada Apa di Balik IPO PT Pertamina Geothermal Energy
22 Februari 2023
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan menggelar penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 24 Februari.
Baca Selengkapnya4 Anak Usaha BUMN IPO Tahun Depan, Ini Porsi Saham yang Akan Dilepas ke Publik
7 Desember 2022
Empat anak usaha perusahaan pelat merah bakal IPO pada 2023, mulai Pertamina Geothermal hingga Palm Co.
Baca SelengkapnyaOperator Cinema XXI Dikabarkan IPO Tahun Depan, Bidik Dana Rp 17,17 Triliun
3 Desember 2022
PT Nusantara Sejahtera Raya, operator bioskop Cinema XXI, dikabarkan tengah mempertimbangkan rencana IPO pada tahun depan.
Baca Selengkapnya40 Perusahaan Masuk Pipeline IPO, BEI Sebut Banyak yang dari Sektor Teknologi
14 Oktober 2022
BEI menyampaikan sebanyak 40 perusahaan masuk dalam daftar antrean penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) BEI.
Baca SelengkapnyaNilai Pengumpulan Dana di Bursa Tembus Rp 175,34 Triliun
3 Oktober 2022
Otoritas Jasa Keuangan mencatat hasil penggalangan dana oleh perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia sangat baik.
Baca SelengkapnyaBerencana IPO, Pupuk Kaltim: Kami Masih Menunggu Pemegang Saham
7 Juni 2022
PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim berencana melantai di bursa efek Indonesia.
Baca SelengkapnyaBos Pelindo Beberkan Alasan Perusahaan Tunda Rencana IPO
19 Mei 2022
Rencana IPO anak usaha Pelindo muncul saat perseroan belum melakukan merger.
Baca SelengkapnyaRencana IPO Anak Usaha, Tempo Cermati Perkembangan Pasar
18 Mei 2022
Tempo Inti Media masih akan mencermati perkembangan pasar menyusul rencana IPO PT IMD.
Baca SelengkapnyaIPO, NETV Targetkan Dapat Dana Rp 149,99 Miliar
26 Januari 2022
NETV menawarkan sebanyak-banyaknya 765.306.100 saham barunya atau setara 4,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Baca SelengkapnyaTotal Dana IPO 2021 BEI Capai Rp 32,14 T, Saham Bukalapak Penyumbang Terbesar
17 September 2021
Bursa Efek Indonesia menyatakan IPO saham berhasil terpecahkan pada 2021 ini, dengan PT Bukalapak Tbk. sebagai penyumbang terbesar.
Baca Selengkapnya