Beban Bunga Utang Indonesia Cuma 1,3 persen.

Reporter

Editor

Selasa, 3 Mei 2005 20:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan (Depkeu) Mulia Nasution menyatakan pemerintah telah menerima draft nota kesepahaman (MoU) dari sekretariat Paris Club. Pemerintah juga menyatakan menerima beban bunga utang yang dikenakan Jepang sebesar 1,3 persen. "Kami sudah menerima draft dari sekretariat Paris Club dan kami diminta untuk memberi tanggapan. Pada prinsipnya kami menyetujui,"kata Mulia di Depkeu Jakarta, Selasa (3/5). Disetujuinya beban bunga itu, karena Jepang telah menurunkan beban bunga dari sebelumnya. Sebelum direstrukturisasi beban bunga yang ditawarkan adalah 2,4 persen hingga menjadi 1,3 persen. Adapun dana dari US$ 2,6 miliar utang yang masuk skema moratorium, utang Indonesia kepada Jepang sebesar US$ 1,6 miliar. Pemerintah juga terikat dengan ketentuan yang ada dalam MoU tersebut. Dalam nota kesepahaman itu ditegaskan beban bunga ditentukan berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara. "Satu negara satu tingkat bunga dan tingkat bunga nggak mungkin sama, bisa berbeda-beda,"ujarnya.Meskipun pemerintah telah menyetujui beban bunga yang ditetapkan Jepang, pemerintah tetap mengupayakan agar Indonesia tetap mendapatkan bunga nol persen (zero interest) terhadap negara anggota Paris ClubBahkan dari beberapa negara anggota Paris Club, meskipun belum secara resmi menyampaikan saat ini sudah terdapat beberapa negara yang membuka kesempatan untuk memberikan bunga zero interest. Kami belum menerima secara resmi dari Perancis dan Inggris. Tapi kemungkinannya mereka akan memberikan zero interest,"kata Mulia.Selain mengenai beban bunga yang ditetapkan, dalam MoU tersebut, Mulia juga dijelaskan mengenai mekanisme pembayaran utang. Dalam nota kesepahaman itu dikatakan pembayaran akan dilakukan selama tujuh kali terhitung mulai Desember 2006 hingga 2009. "Semua dibayar dua kali setahun kecuali 2006 hanya satu kali pada 1 Desember 2006. utnuk tahun berikutnya akan dibayar pada Juli dan Desember,"ujarnya.Suryani Ika Sari

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

9 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

10 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

11 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

15 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

16 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

16 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

31 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

42 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya