ICW: Rekrutmen Calon Anggota BPK Bermasalah  

Reporter

Kamis, 4 September 2014 15:28 WIB

Gedung Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyatakan proses pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sarat dengan berbagai persoalan dan konflik kepentingan. Peneliti dari ICW, Firdaus Ilyas, mengatakan dari 67 nama calon anggota BPK yang menjalani uji kelayakan dan kepatutan, sekitar 25 nama di antaranya akrab dengan dunia politik. Dari 25 nama tersebut, separuhnya adalah politikus.

"Mengamati proses seleksi ada empat persoalan yang membuat seleksi anggota BPK minim parameter integritas dan jauh dari prinsip transparansi," kata Firdaus Ilyas, peneliti ICW, melalui rilisnya, Kamis, 4 September 2014. (Baca: Laporan BPK Kurang Ditanggapi Penegak Hukum)

Empat persoalan dalam proses seleksi anggota BPK ini adalah, pertama, kuatnya potensi konflik kepentingan dalam proses penyeleksian anggota BPK. Sebanyak enam orang calon anggota BPK diketahui masih aktif menjabat sebagai anggota DPR dan DPD. Di antaranya adalah Harry Azhar Aziz dari Komisi Keuangan DPR, Achsanul Qosasi dari Komisi Keuangan, dan Zulbahri Ketua Komite IV DPD yang tercatat sebagai pimpinan pelaksana tes uji kepatutan dan kelayakan tahap awal. (Baca: Laporan BPK Kurang Ditanggapi Penegak Hukum)

Kedua, adanya delapan calon anggota BPK yang merupakan kader partai politik hingga pemilu legisatif 2014. Mereka gagal terpilih kembali di masa pemilihan 2014. Latar belakang partai ini dikhawatirkan akan menyebabkan konflik kepentingan ketika BPK melakukan kerja terkait dengan pemeriksaan audit partai politik, seperti pada audit dana partai, audit keuangan pemerintah daerah, dan lainnya. (Baca: Anggota BPK Jadi Dewan Pakar Prabowo)

Ketiga, munculnya fenomena pencari kerja (job seeker). Seperti halnya pada pemilihan tahun 2009 lalu, para calon legisatif yang gagal terpilih kembali, pensiunan BPK, dan calon anggota yang pernah gagal terpilih kembali mengajukan diri menjadi anggota BPK. Sebanyak 12 orang diketahui merupakan caleg gagal 2014. Muncul kekhawatiran BPK akan mudah dibajak untuk kepentingan politik ke depannya.

Sebagai catatan, sejak 2004 hingga 2014, sebanyak 44 persen anggota BPK berasal dari perwakilan partai politik dan memiliki rekam jejak yang tidak sejalan dengan semangat kelembagaan BPK.

Keempat, anggota BPK rawan diisi oleh calon yang tidak menjabat secara penuh atau pensiun dini dari jabatan. Menurut Firdaus, dari 67 calon anggota BPK, 8 orang diketahui telah memasuki usia 61-65 tahun. Usia para calon pejabat BPK yang sudah lanjut akan menyebabkan maraknya pensiun dini.

MAYA NAWANGWULAN

Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Jero Wacik | Sengketa Pilpres | ISIS | Pembatasan BBM Subsidi

Berita terpopuler lainnya:
Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan
Misteri Batu Berjalan di Lembah Kematian Terkuak
ISIS Kembali Eksekusi Jurnalis Amerika Serikat
Abraham Sebut Jero Wacik Serakah

Berita terkait

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

34 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

37 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

38 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

38 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

38 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

38 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

38 hari lalu

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

39 hari lalu

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap

Baca Selengkapnya

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

42 hari lalu

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

Menkeu Sri Mulyani menyerahkan laporan dugaan tindak pidana korupsi senilai Rp 2,5 triliun terkait penggunaan dana pada LPEI ke Jaksa Agung.

Baca Selengkapnya

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

52 hari lalu

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

Selain anggota III BPK nonaktif Achsanul Qosasi yang sudah menjadi terdakwa, terdapat beberapa nama pernah terseret korupsi BTS. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya