Dituduh Menyandera Anggaran, Pemerintah Membantah

Kamis, 21 Agustus 2014 22:15 WIB

Menko Kesra Agung Laksono (kiri) berbincang dengan Mendikbud M. Nuh (kedua kiri), Menakertrans Muhaimin Iskandar (kedua kanan) dan Menko Polhukam Djoko Suyanto (kanan) sebelum rapat paripurna kabinet di Kantor Presiden, Jakarta (17/4). ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani membantah tuduhan Dewan Perwakilan Rakyat bahwa pemerintah saat ini menyandera anggaran pemerintah yang akan datang. "Enggak ada yang menjebak. Sesama pemerintah ingin membawa kebaikan," ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis, 21 Agustus 2014. (Baca: Menkeu: Subsidi BBM Turun, Defisit APBN 2015 Terpangkas)

Menurut Askolani, pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 yang mulai dilaksanakan parlemen memberikan ruang terbuka terjadi perubahan. Pemerintah saat ini, ujar dia, ingin meninggalkan landasan yang kuat dan stabil bagi pemerintah mendatang. "Jadi, dari pandangan kami, jauh dari istilah menjebak," katanya.

RAPBN 2015 yang tengah disiapkan, kata dia, masih dalam bentuk baseline sehingga memudahkan pemerintah mendatang atau fraksi pendukungnya yang ada di DPR saat ini memasukkan programnya. "Kalau dari sisi kami jelas, kalau itu diambil sekarang, kasihan pemerintah depan, nanti enggak bisa mengambil kebijakan lagi," katanya. (Baca: RAPBN 2015 Beri Peluang untuk Pemerintahan Baru)

Askolani mencontohkan pemberian kewenangan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang bisa memberikan penghematan bagi negara. Dengan demikian, dana subsidi yang telah disiapkan bisa dialihkan untuk sektor lain. "Pemerintah sekarang jangan terlalu maju. Enggak bagus. Nanti pemerintah baru enggak bisa action," katanya.

Ia menegaskan tudingan bahwa pemerintah SBY saat ini tengah menjebak pemerintah baru justru keliru. Sebab, pada dasarnya justru pemerintah membantu mengawal anggaran sehingga mampu melaksanakan proses transisi yang baik. "Mana ada pemerintah yang mau menjebak sesama pemerintah?" ia balik bertanya.

Sebelumnya, anggota Komisi Keuangan DPR RI, Dolfie O.F.P., mempertanyakan sempitnya ruang fiskal bagi pemerintah mendatang. Selain itu, anggaran belanja kementerian/lembaga juga sudah seluruhnya dipakai untuk program SBY yang berjumlah 362 program. "Kami mempertanyakan, ruang fiskal yang luas itu di mana?" kata anggota Fraksi PDI Perjuangan itu. (Baca: Optimalkan APBN, Jokowi Akan Terapkan E-Budgeting)

JAYADI SUPRIADIN

Topik terhangat:

ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi

Berita terpopuler lainnya:
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun
Candi Borobudur Disebut Jadi Target Teror ISIS

Berita terkait

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

3 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

5 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membuka pendaftaran calon aparatur sipil negara atau CASN untuk tahun 2024, yang dibagi dalam dua tahap.

Baca Selengkapnya