Presiden Yudhoyono : Mendukung BPK Berantas Korupsi

Reporter

Editor

Senin, 25 April 2005 20:42 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan komitmen dari pemerintahannya untuk melawan tindak korupsi. Untuk mendukung itu, keberadaan BPK terutama dalam bentuk laporan hasil audit keuangan sangat diperlukan. "Sudah menjadi komitmen pemerintah untuk melawan korupsi. Dan salah satunya BPK harus memastikan ada tidaknya korupsi dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi daerah pasca bencana,"ujarnya, Senin (25/4) di Gedung BI saat membuka Konferensi Internasional tentang Promoting Financial Accountability in Managing Funds Related to Tsunami, Conflict and Other Disasters. Yudhoyono meminta BPK untuk mengawasi pengelolaan dana bantuan secara bertanggung jawab dan transparan. "Dan yang lebih penting lagi untuk menyampaikannya dana pada yang masyarakat membutuhkan,"katanya.Karenanya, dalam konferensi ini, ia berharap BPK akan mendapat masukan tentang perbaikan mekanisme dan sistem dari manajemen dana yang mendorong orang untuk bekerja secara jujur dan bertanggung jawab. "Sehingga kemungkinan untuk korupsi akan dapat dihilangkan sama sekali,"kata Yudhoyono.BPK sebagai auditor yang diberi kewenangan untuk mengaudit keuangan negara, menurut Yudhoyono, harus terus independen dan lepas dari intervensi pemerintah. "Selain BPK juga akan melaporkan ke DPR, pemerintah dapat menjadikan laporan BPK sebagai alat bukti dalam investigasi akan adanya tindak kejahatan. Begitu juga KPK,"ujarnya.Ke depan, Yudhoyono berharap BPK mampu menghilangkan praktek korupsi. "Tidak hanya mengenai dana bantuan bagi daerah bencana, tapi juga semua dana yang digunakan negara. BPK dan lembaga donor serupa diharapkan membentuk jaringan kerja yang saling mendukung,"katanya. Konferensi internasional yang berlangsung tiga hari ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabiliats dan transparansi dalam pengelolaan dana terkait tsunami, konflik dan bencana lainnya. Hari pertama dan ketiga digunakan untuk sesi diskusi dan kelompok kerja. Sedangkan hari kedua berisi kunjungan lapangan ke Banda Aceh. Sedangkan partisipan yang ikut serta dalam konferensi yang diselenggarakan ADB dan BPK ini selain berasal dari Indonesia, juga Supreme Audit Institutions dari 19 negara, dan 13 lembaga donor internasional. RR. Ariyani

Berita terkait

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

1 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP

Baca Selengkapnya

Suap demi Predikat WTP dari BPK

3 hari lalu

Suap demi Predikat WTP dari BPK

Suap demi mendapatkan predikat WTP dari BPK masih terus terjadi. Praktik lancung itu dinilai terjadi karena kewenangan besar milik BPK.

Baca Selengkapnya

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

4 hari lalu

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

Sadikin Rusli mengaku tidak mengetahui kode 'Garuda' digunakan untuk Mantan Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera dalam korupsi BTS Kominfo.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi BTS: Ada Usaha BLU Kominfo Hilangkan 17 Temuan BPK

4 hari lalu

Sidang Korupsi BTS: Ada Usaha BLU Kominfo Hilangkan 17 Temuan BPK

Pertemuan itu terjadi di ruang kerja Achsanul Qosasi di Kantor BPK.

Baca Selengkapnya

Achsanul Qosasi Sewa Rumah di Kemang untuk Simpan Uang Suap Rp 40 Miliar Kasus BTS

5 hari lalu

Achsanul Qosasi Sewa Rumah di Kemang untuk Simpan Uang Suap Rp 40 Miliar Kasus BTS

Mantan anggota BPK Achsanul Qosasi mengaku menyewa rumah di Kemang khusus untuk menyimpan uang suap Rp 40 miliar kasus BTS.

Baca Selengkapnya

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

10 hari lalu

Auditor BPK Disebut Minta Rp 12 Miliar untuk Menerbitkan WTP Kementerian Pertanian era Syahrul Yasin Limpo

Permintaan itu agar Kementerian Pertanian mendapat predikat WTP dari BPK karena ada kejanggalan anggaran proyek food estate era Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

10 hari lalu

Kabupaten Batanghari Raih Predikat WTP Ke-9

Kabupaten Batanghari raih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke-9, di Auditorium Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi Jambi, pada Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

10 hari lalu

Saksi Akui Diminta Sewa Pesawat Rp 1,4 Miliar untuk Kunjungan Kerja Syahrul Yasin Limpo ke Maluku dan Anggarkan Beli 12 Sapi Kurban

Hermanto diminta untuk menyediakan uang di luar anggaran Kementerian Pertanian untuk membeli sapi kurban buat Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

19 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

54 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya