Akuisisi Storm,Medco Kucurkan Rp 1,49 Triliun
Kamis, 21 Agustus 2014 06:33 WIB
TEMPO.CO , Tunis: PT Medco Energi Internasional, melalui anak usahanya, Medco Tunisia Petroleum Limited, mengakuisisi Storm Ventures International, perusahaan asal Barbados yang beroperasi di Tunisia. Untuk mengambilalih saham 100 persen saham Storm, Medco menggelontorkan dana internal sebesar US$ 127,7 juta (Rp 1,49 triliun).
“Transaksi ini akan menambah portofolio aset di luar negeri serta mendukung pertumbuhan perseroan di masa mendatang," kata Presiden Direktur MedcoEnergi, Lukman Mahfoedz, seusai meneken kesepakatan tersebut di Tunis, Selasa malam waktu setempat. (Baca: Medco Akuisisisi Empat Blok di Tunisia)
Dengan akuisisi ini, Medco memiliki tambahan cadangan minyak terbukti sebanyak 12,3 juta barel. Sumur yang sudah masuk tahap produksi akan menghasilkan 2.800 barel minyak per hari tahun ini. Loekman berharap kuantitas produksinya semakin besar setelah upaya pengeboran sumur baru di blok Ben Tar Tar serta pengembangan ladang Yasmin dan Cosmos bisa terlaksana pada 2018. Ladang minyak ini mampu menghasilkan 16 ribu barel minyak per hari. (Baca:Cari Potensi Migas, Badan Geologi Modal Rp 130 M )
Storm Ventures adalah anak usaha Chinook Energy Inc yang terdaftar di Bursa Efek Toronto, Kanada. Dengan aksi korporasi ini, Medco menguasai delapan ladang minyak dan gas yang terdiri dari empat blok eksplorasi, dua blok pengembangan, dan dua blok produksi. Dari delapan wilayah kerja ini, lima berlokasi di darat dan tiga di lepas pantai dengan masa konsesi 30 atau 50 tahun. Dari seluruh dana akuisisi, sebanyak US$ 114 juta merupakan harga dasar pembelian dan sisanya menjadi modal kerja.
Terlaksananya aksi korporasi tersebut mengukuhkan bisnis Medco di luar negeri, terutama di negara-negara Mediterania dan Timur Tengah. Sebelum mendapat konsesi di Tunisia, Medco telah menanamkan modal di Libia, Yaman, dan Oman. Chief International dan New Ventures Officer MedcoEnergi, Faiz Shahab, mengatakan Pemerintah Tunisia menganut dua sistem kontrak dalam industri pengeboran minyak dan gas yakni skema kerja sama produksi (Production Sharing Contract/ PSC) serta sistem royalti dan pajak. Untuk skema PSC, Medco akan mendapatkan bagian setelah menyetorkan 80 persen hasil produksi untuk pemerintah setempat. (Baca: Cadangan Minyak Bakal Habis Dalam 12 Tahun)
Setelah aksi korporasi ini terwujud, Medco akan mencari pembeli yang menawarkan harga paling menguntungkan. Chief International dan New Ventures Officer MedcoEnergi, Faiz Shahab, mengatakan, Medco membidik kerja sama dengan sejumlah perusahaan besar antara lain Mitsubishi Corp. “Untuk skema PSC, kami akan menjual sendiri atau bersama-sama dengan pemerintah setempat,” ujarnya. (baca:SKK Migas: Masa Depan Migas di Indonesia Timur)
MUCHAMAD NAFI (TUNIS)
Terpopuler:
Jokowi: PAN dan Demokrat Mulai Merapat
Prediksi Mantan Hakim MK soal Gugatan Prabowo
Bisakah PTUN Menangkan Prabowo-Hatta?
Dokumen Kesimpulan Prabowo Tebalnya 5.000 Lembar
Jokowi Ingin Makan Krupuk, Pengawal Melarang