TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmojo mengatakan rekap jumlah keterlambatan penerbangan selama arus mudik belum selesai dihitung. "Tahu sendiri, lebih dari seribu penerbangan sehari di Soekarno-Hatta. Belum bandara lain," kata Djoko di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, kemarin. (Baca: Mudik, YLKI : Waspadai Pelanggaran Hak Konsumen)
Menurut Djoko, jika rekapan delay sudah selesai, pemerintah akan mengundang seluruh maskapai. Di situ, mereka akan diminta mengklarifikasi sebab dan penyelesaian kompensasi keterlambatan kepada penumpang. "Juga jadi catatan untuk tahun depan," ujarnya.
Djoko mengklaim jumlah keterlambatan selama arus mudik tahun ini tak seberapa. Keterlambatan juga tak lama dan hanya sedikit yang sampai berjam-jam. "Cuma Lion Air saja yang sampai lima jam lebih," tuturnya. (Baca: Delay, Lion Air Tak Beri Kompensasi ke Penumpang)
Menurut Djoko, keterlambatan penerbangan selama arus mudik tahun ini disebabkan oleh back up pesawat yang disediakan kurang. Sedangkan penerbangan tambahan yang diajukan sangat banyak. Sebagai contoh, kata Djoko, pada 26 Juli 2014, saat puncak arus mudik, Lion Air saja punya 670 penerbangan dalam sehari di Bandara Soekarno-Hatta."Bayangkan saja 670 flight sehari. Akhirnya, tanggal 27 Juli-nya dipangkas 30 flight," ujarnya.
Menurut Djoko, pengajuan dan pemberian izin penerbangan tambahan sebenarnya sudah mempertimbangkan ketersediaan pesawat. Namun nyatanya, tetap saja ada keterlambatan karena kapasitas pesawat back up tak mencukupi. (Baca: Telat Berangkat, Kursi Penumpang Lion Air Tertukar)