Komnas HAM Sebut TNI AU Langgar HAM di Palembang  

Reporter

Senin, 16 Juni 2014 06:21 WIB

Komisioner KomnasHam Natalius Pigai menemui keluarga dari Henry John Peuru tersangka pencemaran nama baik Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, melakukan aksi kubur diri di depan Kantor Komnas HAM, di Latuharhari, Jakarta Pusat, (12/11). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai menuding TNI Angkatan Udara melanggar hak asasi lima warga yang tinggal di RT 32, Kelurahan Sukodadi, Palembang. "Pelaku yang berasal dari TNI AU ini melakukan penembakan langsung kepada warga. Hal ini tentu saja merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM," ujar Natalius saat dihubungi Tempo, Ahad, 15 Juni 2014.

Natalius juga mengatakan bahwa ada dua penembakan yang dilakukan oleh TNI AU, yaitu penembakan dengan peluru hampa dari udara dan penembakan darat dengan peluru karet. Namun, kata dia, penembakan pertama dari udara adalah bentuk peringatan, sedangkan penembakan kedua yang akhirnya memakan korban adalah bentuk spontanitas.

"TNI AU sudah mengakui bahwa ada peluru mereka yang mengenai warga," kata Natalius.

Natalius menegaskan komandan pangkalan TNI AU Palembang tidak salah dalam hal ini. Ada kesalahpahaman antara warga dan TNI AU. Namun, Natalius menjelaskan, penembakan terjadi karena ketidaksengajaan. "Namun, karena ada korban inilah akhirnya komnas HAM akan mengusut tuntas pelanggaran yang dilakukan TNI AU ini," kata Natalius.

Natalius juga menjelaskan bahwa yang terjadi pada bentrok adalah kemarahan warga yang melihat prajurit TNI AU mulai mendekati tanah yang diakui milik warga. Mereka, kata Natalius, mengira akan ada pembatasan lahan yang dilakukan oleh TNI AU. Karena itu, bentrok antar keduanya tak terelakkan.

Sabtu lalu, Natalius Pigai meninjau lokasi bentrok antara warga dan TNI AU Palembang. Dalam peninjauan itu, ia menemukan belasan sisa peluru yang menyelip di antara rumput liar dan tumbuhan sawit. Dari temuan awal, Komnas memastikan adanya niat aparat untuk melukai warga.

Namun, Komandan Pangkalan Udara Palembang Letkol Pnb Sapuan Pulanggeni memastikan keberadaan anak buahnya di area bekas RT 32 di pagi hari itu bukan untuk menakuti warga yang dia sebut sebagai saudara sendiri itu. Meski demikian, dia membenarkan sempat terjadi adu mulut antara anak buahnya dan warga setempat. "Kami juga tidak tahu kalau kabarnya ada yang luka," kata Sapuan.

YOLANDA RYAN ARMINDYA

Baca juga:
Korban Bentrok dengan TNI di Palembang Dipulangkan






Berita utama
Prabowo Janji Pangkas Kebocoran Anggaran
Hatta Jadi Titik Lemah Visi Ekonomi Prabowo

Jokowi Naik Mobil ke Lokasi Debat Capres







Berita terkait

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

10 Desember 2023

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 menghadirkan tema dan konsep berbeda di Indonesia, berikut ini tema dan isi deklarasinya.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

2 Februari 2022

Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

Para investor atau trader binary option merugi akibat skema perjudian berkedok investasi itu.

Baca Selengkapnya

Awas, Kejahatan Kebencian Bisa Berujung Fatal

28 November 2021

Awas, Kejahatan Kebencian Bisa Berujung Fatal

Kejahatan bisa terjadi kapan saja. Kewaspadaan amat penting, terlebih adanya kejahatan kebencian yang bisa tak terduga, bahkan terhadap aparat.

Baca Selengkapnya

Jejak Milisi RSF Sudan yang Diduga Membuang Mayat ke Sungai Nil

7 Juni 2019

Jejak Milisi RSF Sudan yang Diduga Membuang Mayat ke Sungai Nil

Dalam perang di Yaman tahun 2015, milisi RSF di Sudan dikirim ke Yaman dan mendapat dukungan, uang dan senjata, dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

12 Desember 2018

Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

Masih ada panti sosial yang menerapkan praktik pemasungan dan kurungan terhadap penyandang disabilitas mental.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Minta Polisi Hati-hati Sikapi Kondisi di Mimika, Papua

14 November 2017

Komnas HAM Minta Polisi Hati-hati Sikapi Kondisi di Mimika, Papua

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berharap kepolisian bertindak hati-hati menyikapi kondisi yang tengah terjadi di Mimika, Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Minta Bubar, Demonstran Mahasiswa Mengaji

20 Oktober 2017

Polisi Minta Bubar, Demonstran Mahasiswa Mengaji

Aliansi mahasiswa tetap demonstrasi meski waktu penyampaian pendapat sudah melebihi batas, yakni hingga pukul 18.00.

Baca Selengkapnya

Anggota Komnas HAM Terpilih Janji Selesaikan Kasus Munir

4 Oktober 2017

Anggota Komnas HAM Terpilih Janji Selesaikan Kasus Munir

Anggota Komnas HAM terpilih Muhammad Choirul Anam menyatakan komitmennya membongkar kasus pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Alasan Polisi Pakai Water Canon Bubarkan Pengepung LBH Jakarta

18 September 2017

Alasan Polisi Pakai Water Canon Bubarkan Pengepung LBH Jakarta

Kapolda Metro Jaya ungkap alasan polisi menggunakan water
canon untuk membubarkan massa yang mengepung kantor LBH
Jakarta, Senin dinihari.

Baca Selengkapnya