PTPN XII Gagal Tanam Sorgum di Banyuwangi

Reporter

Sabtu, 8 Maret 2014 19:53 WIB

TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Banyuwangi -- Upaya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII mengembangkan tanaman sorgum di Afdeling Kampe PT Perkebunan Nasional XII Pasewaran, Banyuwangi, Jawa Timur, ternyata gagal. Serangan hama burung pipit menyebabkan produktivitas sorgum rendah.

Manajer PTPN XII Unit Usaha Strategis Pasewaran, Martono, mengatakan produktivitas ideal tanaman sorgum seharusnya bisa sampai 4 ton per hektare. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa produktivitas sorgum hanya 1,5 ton per hektare. "Serbuan burung pipit belum bisa kami kendalikan," kata Martono, Sabtu 8 Maret 2014.

Selain produktivitas, harga sorgum juga teramat rendah, yakni Rp 2.200 per kilogram. Padahal supaya bisa untung, harga seharusnya Rp 5 ribu per kilogram. Sepinya pasar juga membuat harga sorgum tidak mampu bersaing.

Menurut Martono, faktor-faktor itu membuat lahan sorgum yang kini seluas 46 hektare sulit dikembangkan. Panen pertama kali terjadi pada 2012 lalu dan panen kedua pada akhir 2013 hingga 2014 ini. Namun panen kedua ini sekaligus menjadi panen terakhir. "Kami putuskan berhenti tanam sorgum," kata dia.

Direktur Umum PTPN XII Irwan Basri, mengatakan, pihaknya akan mencari daerah lain yang lebih cocok untuk sorgum. Sebab kegagalan sorgum di Banyuwangi ini karena kesalahan penanaman awal. Idealnya, kata dia, sorgum ditanam satu bulan sebelum musim penghujan. "Kami akan alihkan ke Sulawesi," kata dia.

Peluncuran besar-besaran tanaman sorgum itu dilakukan pertama kali oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan pada 10 November 2012. Awalnya PTPN XII menargetkan penanaman sorgum seluas 15 ribu hektare di Banyuwangi, Sumbawa, dan Sulawesi. Di Banyuwangi sendiri akan ditanam minimal 3.000 hektare.

Saat itu Dahlan Iskan menjelaskan penanaman sorgum secara massal merupakan solusi untuk mengurangi impor gandum. Dalam setahun, kata dia, Indonesia mengimpor 7 juta ton gandum dari Amerika. "Setiap tahun kita memberi sedekah kepada petani Amerika," katanya, Sabtu, 10 November 2012.

Menurut dia, tingginya impor gandum itu karena orang Indonesia gemar makan mi dan roti. Padahal, gandum tidak bisa ditanam di Indonesia, melainkan hanya cocok ditanam di negara yang punya empat musim.

Setelah dilakukan penelitian bertahun-tahun, kata Dahlan Iskan, akhirnya ditemukan sorgum yang bisa menggantikan gandum sebagai bahan baku roti dan mi.


IKA NINGTYAS

Berita terkait

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

20 jam lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

3 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

6 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

6 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

16 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

28 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

30 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

31 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

39 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

43 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.

Baca Selengkapnya