Begini Strategi Indonesia Genjot Ekspor ke Korea

Reporter

Senin, 17 Februari 2014 07:44 WIB

Tumpukan ikan hiu yang akan diolah untuk diambil siripnya di Tempat Pelelangan Ikan, Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (9/1). Ikan hiu ini akan dilelang dan dijual siripnya ke negara Malaysia, Thailand, Korea dan Cina dengan harga mulai dari 1,3 juta/kg sampai 3 juta/kg sesuai standar eksport ukuran sirip hiu diatas 30cm. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak menyatakan Indonesia akan memanfaatkan ASEAN-Korea Centre untuk menggenjot ekspor ke Korea Selatan.

Selain ekspor, Indonesia juga mengincar investasi, kerja sama budaya, dan pariwisata. “Indonesia dapat mengambil manfaat dari keterbukaan pasar Korea yang lebih terintegrasi, yang pada akhirnya dapat memperkuat kinerja ekspor," kata dia kepada Tempo melalui surat elektronik, Ahad 16 Februari 2014.

ASEAN-Korea Centre merupakan pusat kerja sama negara-negara ASEAN dan Korea Selatan dalam bidang perdagangan, investasi, pariwisata, dan budaya yang dibiayai Negeri Ginseng. Pemerintah Indonesia berharap program ASEAN-Korea Centre dapat meningkatkan kinerja ekonomi negara anggota ASEAN dan Korea. Menurut Nuzulia, pada tahun anggaran 2014, kontribusi pemerintah Korea Selatan untuk program ini meningkat 10 persen, mencapai 6,6 miliar won, atau sekitar US$ 6,254 juta.

Saat ini Indonesia terus berupaya meningkatkan daya saing produk-produk unggulan yang akan dipasarkan ke Korea Selatan. Produk potensial itu adalah furnitur, tekstil, makanan dan minuman olahan, serta kulit dan produk kulit. Volume perdagangan Indonesia dan Korea Selatan pada periode Januari-November 2013 mencapai US$ 21,098 miliar. Rinciannya, ekspor Indonesia US$ 10,493 miliar dan impor US$ 10,605 miliar, sehingga ada defisit US$ 111,82 juta di pihak Indonesia.

Secara terpisah, Wakil Ketua Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo) Solo, Adi Darma Santoso, mengatakan Korea Selatan merupakan negara tujuan baru yang bisa mendorong ekspor. Kerja sama dengan Korea dinilai penting, mengingat saat ini terjadi penurunan ekspor mebel kayu dari pasar tradisional seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Belanda, Jerman, dan Prancis.

Menurut Adi Darma, pasar baru, seperti Uni Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, dan Cina, belum digarap maksimal. “Pasar Korea sebenarnya bagus, hanya belum tergarap maksimal. Saingan kita, seperti Vietnam, juga sebenarnya belum bisa menggapai pasar Korea Selatan secara terintegrasi,” katanya.

RACHMA TW | PINGIT ARIA | UKKY PRIMARTANTYO

Terpopuler








Advertising
Advertising

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

2 hari lalu

Pameran Dekorasi Rumah Indonesia di Taiwan Raup Transaksi Rp 4,73 Miliar

Kementerian Perdagangan menggelar pameran dekorasi rumah Indonesia di Taiwan, total transaksi yang diperoleh Rp 4,73 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Lantik 6 Pejabat Eselon I dan II, Berpesan Waspadai Situasi Geopolitik Timur Tengah

Menteri Perdagangan melantik pejabat eselon I dan II. Dia berpesan agar siap menghadapi keadaan geopolitik Timur Tengah saat ini.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

4 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

5 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Utang Rafaksi Minyak Goreng Segera Dibayar

Kementerian Perdagangan mengatakan bahwa utang rafaksi minyak goreng akan segera dibayarkan.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

8 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

8 hari lalu

Kemendag Gelar Festival Hari Konsumen Nasional

Kementerian Perdagangan atau Kemendag menggelar festival untuk memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas).

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

10 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Zulhas: Barang Impor Bawaan Penumpang Akan Dibatasi Lewat Peraturan Menteri Keuangan

12 hari lalu

Zulhas: Barang Impor Bawaan Penumpang Akan Dibatasi Lewat Peraturan Menteri Keuangan

Zulhas mengatakan pembatasan barang impor bawaan penumpang nantinya akan diatur lewat Peraturan Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya