Aset Berisiko Diburu, Rupiah Naik 60 Poin  

Rabu, 12 Februari 2014 18:01 WIB

TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Tertekannya mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menjadi katalis penguatan rupiah. Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah menanjak 60 poin (0,49 persen) ke level 12.088 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini merupakan level terkuat rupiah sejak 15 Januari 2014.

Ekonom dari PT Bank International Indonesia, Juniman, mengatakan sentimen positif dari testimoni Gubernur The Fed (bank sentral AS), Janet Yellen, memicu gairah investor untuk membeli aset-aset yang lebih berisiko, termasuk yang berdenominasi rupiah. "Dalam testimoninya, Yellen memposisikan diri untuk meneruskan kebijakan sebelumnya," kata Juniman, Rabu, 12 Februari 2014.

Artinya, Yellen mengindikasikan pemangkasan stimulus tidak akan berlangsung agresif dan masih mempertahankan suku bunga rendah. Sentimen positif tersebut membuat dolar AS tertekan mata uang global dan mata uang negara berkembang atau emerging markets.

Khusus di Indonesia, nilai pembelian investor asing di pasar saham hari ini mencapai Rp 419 miliar. Selama tiga hari perdagangan, pembelian bersih telah mencapai Rp 1,7 triliun.

Pada saat yang bersamaan, katalis penguatan rupiah juga dipicu oleh membaiknya data-data ekonomi dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi masih berada di level 5,78 persen, defisit neraca perdagangan mulai menyusut, kemudian defisit transaksi berjalan diperkirakan di bawah 3 persen dari produk domestik bruto. "Cadangan devisa juga mulai kembali ke level psikologis US$ 100 miliar," ujar Juniman.

Mata uang Asia cenderung menguat hingga pukul 17.00 WIB. Won Korea pimpin penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS dengan apresiasi 0,77 persen, disusul peso Philipina menguat 0,52 persen, baht Thailand naik 0,54 persen, dan dolar Singapura menguat 0,16 persen.

PDAT | M. AZHAR

Terpopuler:
Jokowi Datang, Pemakaman Bubar
Usai 'Layani' John Weku, Feby Kontak Anggita Sari
Hary Tanoe: Masa Jaya Jokowi Sudah Lewat
Ahok: Kalau Mau Kurang Ajar, Sini Saya Ajarin
Bus Berkarat, Jokowi Copot Kepala Perhubungan
Pastor Pembunuh Suster dan Anaknya Divonis Mati







Berita terkait

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

9 jam lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

13 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

3 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

4 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

7 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

7 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

8 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

8 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

8 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

13 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya