Januari Minyak Mentah Turun ke US$ 105,8 per Barel

Rabu, 5 Februari 2014 12:48 WIB

Sejumlah pekerja saat melakukan pelobangan sumur di wilayah North Kutai Lama (NKL) 966, Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (25/1). Pertamina EP (Persero) Sangasanga Tarakan mencapai 7690 barel perhari atau 127% terhadap target sebesar 6.070 barel per hari. Selanjutnya tahun 2012, Pertamina EP menargetkan untuk bisa memproduksikan minyak dari Sangasanga dan Tarakan sebesar 8.144 barel perhari. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada bulan Januari 2014 turun US$ 1,4 per barel ke level US$ 105,8 per barel. Sedangkan harga ICP pada Desember 2013 yang mencapai US$ 107,2 per barel. Adapun harga minyak Sumatera Light Crude (SLC) mencapai US$ 110,03 per barel, naik US$ 1,97 per barel dibandingkan Desember.

Tim Harga Minyak Indonesia Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memaparkan, penurunan harga minyak tersebut sejalan dengan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang tengah turun. "Sejumlah laporan menyebutkan adanya peningkatan produksi minyak di sejumlah negara OPEC dan Amerika Serikat dan kondisi ekonomia dunia yang cenderung belum menggembirakan," demikian seperti dikutip dari siaran resmi kementerian, Rabu, 5 Februari 2014.

Dari sisi produksi, berdasarkan laporan International Energy Agency (IEA), Centre for Global Energy Studies (CGES), dan OPEC, produksi mintah mentah mengalami peningkatan 0,3-0,8 juta barel per hari. Peningkatan ini akibat pertumbuhan produksi sejumlah negara OPEC, antara lain Arab Saudi, Iran, dan Uni Emirat Arab.

Selain dari negara-negara tersebut, peningkatan produksi minyak mentah juga terjadi di kawasan Amerika Utara, khususnya dari Amerika Serikat. Di wilayah ini, produksi minyak mentah telah mencapai 8 juta barel per hari. Tingkat produksi tersebut merupakan tingkat produksi tertinggi sejak tahun 1988 akibat meningkatnya produksi minyak dangkal (shale oil).

Dengan peningkatan produksi minyak tersebut, otomatis terjadi pula peningkatan stok mingguan produk minyak di Amerika Serikat. Laporan EIA menyebutkan, stok mingguan produk minyak di AS meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yakni stok gasoline sebesar 14,17 juta barel dan stok ditillate fuel oil sebesar 2,1 juta barel.

Pengaruh belum membaiknya kondisi perekonomian dunia juga turut mempengaruhi pergerakan harga minyak dunia. Sebab, muncul kekhawatiran turunnya permintaan dari Cina dan Amerika Serikat akibat melemahnya laporan manufaktur kedua negara tersebut.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh masih belum maksimalnya tingkat pengolahan kilang di China. Saat ini, tingkat pengolahan di Cina lebih rendah 0,25 juta barel per hari dibandingkan tahun lalu. Alasannya, melemahnya permintaan domestik dan diberlakukannya permbatasan ekspor produk kilang oleh Pemerintah China.

AYU PRIMA SANDI

Terpopuler :
Gita Wirjawan: Beras Vietnam Dipolitisasi
Gita Wirjawan Nyapres, Australia Terancam?
Nadella Datang, Bill Gates Pun Hengkang
Satya Nadella, CEO Baru Microsoft

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

7 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

13 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

14 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

15 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

15 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya