Pertumbuhan Utang Luar Negeri Melambat

Reporter

Kamis, 21 November 2013 08:10 WIB

Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mengklaim terjadi pelambatan utang luar negeri per September 2013. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi A. Johansyah dalam rilis resmi Bank Indonesia mengatakan, posisi utang luar negeri Indonesia pada September 2013 tercatat US$ 259,9 miliar atau tumbuh 6,7 persen, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan periode Januari-Agustus 2013 yang mencapai 8,8 persen.

Pelambatan utang ini terjadi pada sektor publik maupun swasta. Di sektor publik, tercatat utang luar negeri mencapai US$ 123,2 miliar, tumbuh 2,1 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Pertumbuhan ini lebih lambat dari rata-rata Januari sampai Agustus 2013, yang tercatat sebesar 4,4 persen. Adapun utang luar negeri sektor swasta tercatat US$ 136,7 miliar, tumbuh 11,1 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Rata-rata Januari sampai Agustus 2013 adalah 13,4 persen.

Berdasarkan komposisi, utang luar negeri Indonesia per September 2013 didominasi utang jangka panjang. Dari total utang luar negeri saat ini, US$ 212,8 miliar di antaranya, yakni sekitar 81,9 persen total utang, adalah utang jangka panjang. Selebihnya US$ 47,1 miliar merupakan utang jangka pendek. Pertumbuhan utang luar negeri jangka panjang tercatat 4,2 persen. Angka pertumbuhan ini lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan Januari hingga Agustus 2013 sebesar 7,1 persen.

Sementara pertumbuhan utang luar negeri jangka pendek tumbuh 19,2 persen, melesat dari rata-rata pertumbuhan Januari hingga Agustus 2013 yang tercatat 17,5 persen. Lonjakan utang luar negeri jangka pendek ini, menurut Bank Indonesia, didorong oleh utang sektor swasta kepada perusahaan afiliasinya.

Bank Indonesia menyatakan pelambatan utang luar negeri ini sejalan dengan pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Rasio utang luar negeri per September 2013 terhadap pendapatan domestik bruto mencapai 29,2 persen.

Proporsi utang tersebut, menurut Bank Indonesia, masih berada pada rentang yang aman berdasarkan praktek internasional. Meski demikian, Bank Indonesia menyatakan tetap akan memantau perkembangan utang luar negeri Indonesia, terutama utang jangka pendek dari sektor swasta.

ANANDA PUTRI

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

15 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

15 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

16 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

58 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya