Laku di Cina, Batik Semarang Berat Syarat Ekspor  

Reporter

Rabu, 13 November 2013 13:49 WIB

Seorang warga melihat motif batik Semarangan yang dipajang di Lapangan Simpanglima, Semarang, dalam Kibar Budaya, Minggu (1/11). Selain motif batik, acara tersebut juga menggelar sejumlah budaya tradisional. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Ekportir batik khas Semarangan keberatan dengan aturan penjualan produk batik ke negara Cina. Sejumlah syarat berat itu menghambat upaya menjual batik khas Semarangan yang banyak diminati Cina.

"Kami terkendala kontainer yang mahal juga pajak serta harus lewat sistem karantina di negara itu," kata Claudyna Chlastriningrum dari Sasono Indonesia, salah satu pemasar batik khas Semarangan, seusai diskusi bertema "Semarang Introducing Market 2013" pada Selasa, 12 November 2013.

Claudyna mencontohkan, pajak yang ditetapkan oleh pemerintah Cina mencapai 30 persen dari nilai barang diangkut. Syarat itu belum diukur dari proses berbelit-belit ketika sudah sampai di negara itu karena harus melalui sejumlah proses karantina. Hal itu menghambat batik khas yang ia kirim sehingga lama diterima konsumen. "Padahal produk Cina masuk ke Indonesia kelihatannya mudah, bahkan membanjiri pasar," kata Claudyna.

Menurut dia, syarat itu tak sesuai dengan tingginya animo publik di Cina yang sangat senang dengan batik khas Semarangan. Hal ini ia buktikan dengan banyaknya permintaan dari Negara Tirai Bambu seusai pameran yang digelar pada 23 hingga 28 September di sana. (Baca: Pengusaha Batik Mengeluh Kesulitan Ekspor)

Sejumlah batik khas Semarang dengan motif modern dan klasik, seperti Asem Dayu, Asem Jalar, Asem Arang, Cheng Ho, Lawang Sewu, dan Gereja Bleduk, banyak diminati warga Cina. Mereka kembali memesan dengan corak khas klasik sesuai bunga dan daun khas daerah Cina. Namun Claudyna tetap memberikan unsur motif Semarangan sebagai ciri khas agar batik yang diproduksi tetap mengidentitaskan produk daerah.

"Minat batik Semarangan di Cina jauh lebih tinggi dari Belanda. Sebab, saat pameran di Belanda, kami tak laku," katanya.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Semarang, Litani Setyawati, menyatakan siap membantu hambatan penjualan produk khas daerah itu ke luar negeri. Langkah itu dilakukan dengan cara berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan. "Ini harus dibahas tingkat kementerian. Kami siap memfasilitasi karena kebijakan ekspor menjadi kewenangan negara," kata Litani Setyawati.

EDI FAISOL




Berita Terpopuler:
Ini Kejanggalan Tuduhan Jilbab Hitam pada Tempo
Mandiri Ungkap Kebohongan Jilbab Hitam
Kompasiana: Tulisan Jilbab Hitam Provokatif
KPK Sita Buku Yasin Anas-Athiyah, Tolak Yasin Ibas

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

7 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

10 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

35 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

37 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

54 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya