Pekerja melakukan penggantian beton pembatas jalur Busway dibuat lebih tinggi di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (19/11). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Hediyanto W. Husaini mengatakan produk beton pracetak lebih efisien sebagai komponen bangunan infrastruktur. "Produk beton precast (pracetak) ini lebih efisien dibandingkan beton biasa yang harus mengecor di tempat," katanya.
Hediyanto menilai pembangunan infrastruktur yang menggunakan beton pracetak seperti jalan layang non-tol Antasari-Blok M lebih bagus, kualitasnya lebih terjaga dan tidak mengganggu kondisi lalu lintas. Jalan layang itu dibangun dengan teknologi beton oleh PT Waskita Karya dan Wijaya Karya yang merupakan produk asli dalam negeri.
Sampai 2010, beton pracetak mengisi sekitar 25 persen dari total pasar beton. Industri beton pracetak, kata Hediyanto, diharapkan bisa berkontribusi sekitar 50 persen di pasaran. Ia mengungkapkan industri konstruksi beton pracetak sekarang mampu berkompetisi di pasar internasional. Proyek-proyek itu sudah sukses di Aljazair, Kenya, Timor Leste, Arab Saudi, dan Myanmar.
Menurut Kepala Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi Kementerian Pekerjaan Umum Natsir, saat ini sebagian besar peralatan beton pracetak masih impor. "Sebanyak 60 persen kita impor peralatan precast,"ujarnya.
Industri Logam Mulai Bergairah, Namun Pengusaha Kurang Modal
28 Mei 2010
Industri Logam Mulai Bergairah, Namun Pengusaha Kurang Modal
Penyebabnya adalah munculnya industri serupa di daerah lain, krisis moneter 1998 dan minimnya modal. Namun kini industri logam sudah mulai bergairah lagi.
Wakil Ketua Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat Nurdin Tampubolon mendesak pemerintah tidak memperpanjang kontrak PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) karena dinilai merugikan negara,
Pemerintah mengungkapkan pertumbuhan sektor industri mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Penyebabnya adalah lemahnya daya saing dan ekonomi biaya tinggi.
Industri Cor di Klaten Lumpuh, 5 Ribu Pekerja Menganggur
13 Desember 2005
Industri Cor di Klaten Lumpuh, 5 Ribu Pekerja Menganggur
Sebanyak 5 ribu pekerja industri cor logam di Ceper, Batur, Klaten terancam menganggur. Selain karena sulit mendapatkan kokkas (bahan bakar utama untuk pengecoran), juga tingginya tarif Daya Max Plus yang diberlakukan PLN.