BI Perkirakan Kurs Tetap Rp 9.000 Pada 2005

Reporter

Editor

Jumat, 26 November 2004 03:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bank Indonesia memperkirakan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tahun depan tetap berada pada kisaran Rp 9.000/US$ meski pemerintah berencana merevisi APBN 2005. Bank sentral bahkan tetap menilai kisaran ini masih di bawah nilai seharusnya (under value) karena penguatan rupiah tersendat adanya permintaan yang besar dari dalam negeri.Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah mengatakan perkiraan ini sejalan dengan kecenderungan dolar yang terus melemah terhadap hampir seluruh mata uang. Ia mengatakan kebijakan dolar menguat (strong dollar policy) pemerintah Amerika tidak akan secara langsung mendongkrak nilai mata uang dolar. "Jadi mau tidak mau memang rupiah akan berkisar Rp 9.000," kata dia.Ia mengatakan nilai tukar itu juga menjadi materi pembahasan sidang G-20 di Jerman. Menurutnya kebanyakan negara membuat kebijakan fleksibel terhadap nilai tukar mata uangnya. Pada dasarnya, kata dia, fleksibilitas memberikan kesempatan kepada negara memilah indsutri yang kompetitif atau tidak. "Dengan fleksibiltas pasar menentukan kurs," ujarnya.Menguatnya rupiah, kata dia, sedikit terhambat dengan kebutuhan valas bagi impor minyak di beberapa perusahaan, seperti Pertamina. Sebagai gambaran, Pertamina membutuhkan dana sekitar US$ 800 juta setiap hari untuk membeli minyak. "Kalau permintaan itu tidak dikelola bisa mengganggu stabilitas," katanya.Dalam kaitannya dengan rencana pemerintah menaikkan harga minyak, Burhanuddin mengatakan kebijakan ini akan mempengaruhi tingkat inflasi di Indonesia. Namun, Ia tetap memperkirakan tingkat inflasi hingga akhir tahun sekitar 6,5 persen. "Inflasi akan naik saat harga minyak naik. Tapi bulan-bulan berikutnya tidak akan naik lagi," katanya.Deputi Gubernur BI, Aslim Tadjudin menambahkan nilai tukar rupiah tidak akan berfluktuasi sangat besar kalau kondisi makronya mendukung. Selain itu, kata dia, permintaan dolar dalam negeri juga tetap menjadi perhatian. Selama permintaan dalam negeri bisa dipenuhi, Aslim optimis rupiah tetap stabil.Mengenai kebijakan pemerintah Amerika, Aslim mengatakan tidak akan mempengaruhi rupiah. Menurutnya kondisi dolar saat ini memang mengharuskan melemah terhadap mata uang lainnya. Amerika sedang mengalami defisit perdagangan dan anggaran serta pertumbuhan ekonomi yang tidak diharapkan. "Mereka (AS) kan tidak bisa apa-apa. Kan tidak bisa hanya ngomong," kata dia. (yandi mr)

Berita terkait

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

10 jam lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

14 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

KPPU Tunjuk Tiga Penasihat, Ada Mantan Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian

15 jam lalu

KPPU Tunjuk Tiga Penasihat, Ada Mantan Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian

KPPU menetapkan tiga tokoh sebagai dewan penasihat juga menunjuk tiga ahli sebagai Dewan Pakar

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

3 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

4 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

7 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

7 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

8 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

8 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya