Seorang petugas Jasa Marga memasang tabel tarif Tol di Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum, Ahmad Ghani Ghazaly mengatakan lima ruas jalan tol tidak mendapatkan kenaikan tarif pada September 2013. "Kelimanya tidak lolos dari evaluasi Standar Pelayanan Minimum," kata dia di kantornya, Jumat 30 Agustus 2013.
Kelima ruas tol yang tidak mengalami kenaikan tarif yakni Cawang-Grogol-Pluit, Jakarta-Cikampek, Sediyatmo, Kanci-Pejagan, dan Jembatan Suramadu. Ghani mengatakan BPJT masih memberi kesempatan kepada para operator jalan tersebut untuk memperbaiki Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Dia mencontohkan tol Kanci-Pejagan yang mendapatkan surat pemberitahuan untuk memperbaiki SPM. "Kami sudah kirim surat ke operatornya, tapi sampai saat ini mereka belum menjawab," ujar Ghani.
Evaluasi SPM ruas tol dilaksanakan BPJT sebanyak dua kali dalam setahun. Hasil evaluasi SPM berupa list perbaikan yang harus dilakukan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). BPJT, kata Ghani, melakukan evaluasi dengan beberapa kriteria di antaranya kondisi infrastruktur jalan, peralatan penunjang pelayanan, kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, dan keselamatan.
Ghani mencontohkan hasil evaluasi di ruas jalan tol Cawang-Grogol-Pluit dan Sediyatmo. Dua ruas tol dalam kota Jakarta itu tidak lolos evaluasi karena penerangan jalannya kurang baik. "Lampu-lampunya banyak yang tidak menyala."
BPJT berencana menaikkan tarif jalan tol di seluruh Indonesia pada 27 September 2013. Kenaikan tarif diperkirakan mencapai 10 persen. Ghani mengatakan kenaikan tarif bisa berubah tergantung nilai inflasi di setiap wilayah pada periode 1 September 2011-31 Agustus 2013.
BPJT, kata Ghani, masih menunggu perhitungan inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS). "Biasanya pertengahan September akan keluar nilai inflasinya," ujarnya. Kenaikan tarif tahun ini lebih rendah jika dibandingkan dengan 2011 yang mencapai 8-12 persen.
