Hatta: Pertumbuhan Ekonomi Hanya 6,1 Persen
Editor
Akbar Tri Kurniawan
Jumat, 2 Agustus 2013 18:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pesimistis pertumbuhan ekonomi 2013 bisa mencapai target 6,3 persen. Memburuknya perekonomian global menjadi alasan target pertumbuhan yang dibuat pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat itu sulit dicapai.
"Realistisnya 6,1 persen bisa kita kejar. Kalaupun meleset jangan jauh dari target. Batas bawahnya ada di 6 persen," kata Hatta seusai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2013.
Sebelum sidang kabinet Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin melaporkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,81 persen pada kuartal kedua tahun ini. Kendati demikian angka pertumbuhan semester pertama masih lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu yang tumbuh 5,92 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan kuartal kedua 2013 ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya didorong hampir seluruh sektor. Pertumbuhan tertinggi dicapai sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh 11,46 persen. Sementara dibandingkan kuartal pertama 2013, pertumbuhan tertinggi dicapai sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 4,84 persen.
Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri juga mengaku pesimistis pertumbuhan bisa mencapai 6,3 persen. Alasannya prediksi pertumbuhan hanya mencapai 6,1 persen. "Kalau seperti ini sulit," katanya. Pemerintah hanya berani berjanji mematok pertumbuhan di atas angka 6 persen.
Caranya, lanjut Chatib, pemerintah bakal menggenjot belanja dan menjaga daya beli masyarakat agar konsumsi rumah tangga masih bisa tumbuh. "Gaji ke 13 akan mendorong pengeluaran pemerintah dan mendorong konsumsi rumah tangga," katanya.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengatakan pihaknya sudah memproyeksikan pertumbuhan hanya 5,8 - 6,2 persen tahun ini. Penyebab melambatnya pertumbuhan pada kuartal kedua karena tingginya inflasi yang mencapai 3,29 persen.
"Inflasi menekan pertumbuhan. Konsumsi domestiknya terpengaruh, investasi terpengaruh, dan ekspor tidak terlalu menggembirakan," katanya. Agus seide dengan Chatib terkait jalan keluar untuk mempertahankan pertumbuhan di atas 6 persen. Selain mempercepat realisasi belanja juga menggenjot ekspor. "Ada pasar baru yang dicapai," ujarnya.
ANGGA SUKMA WIJAYA