DPR Persoalkan Bea Keluar Batu Bara

Selasa, 4 Juni 2013 12:56 WIB

Maruarar Sirait. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Pembahasan Penerimaan Negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBN P) 2013 di Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat berlangsung alot. Rapat pada Senin, 3 Juni 2013 kemarin yang rencananya akan mengambil keputusan gagal.

"Karena ada beberapa poin anggota Dewan yang menilai ada potensi penerimaan seperti dari bea keluar batu bara dan cukai minuman bersoda. Kami voting untuk mengagendakan pemanggilan Menteri Energi Sumber Daya Mineral dan Menter Kesehatan," kata Wakil Ketua Komisi Keuangan dan Perbankan DPR, Harry Azhar Azis, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa 4 Juni 2013, dinihari.

Rapat yang dimulai pada pukul 20.00 WIB tersebut dihadiri oleh Pelaksana Tugas Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro, Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany, Direktur Jenderal Bea Cukai Agung Kuswandono, dan Direktur Jendral Pengelolaan Utang Robert Pakpahan ini merupakan lanjutan dari rapat yang digelar pada Kamis pekan lalu.

Rapat sudah mulai memanas saat membahas Peraturan Menteri Keuangan nomor 78 tentang Hubungan Keterkaitan Perusahaan tembakau yang dipertanyakan Politikus Golkar, Nusron Wahid. Rapat semakin memanas saat Politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait mempertanyakan kapan penerapan Bea Keluar bisa diterapkan.

Menurut Ara, begitu dia disapa, penerapan Bea Keluar akan memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara. "Kapan ini diterapkan. Pemerintah seperti saling lempar, Menteri ESDM bilang siap, Kementerian Keuangan bilang ESDM yang belum mengajukan. Saya minta ini dibahas dengan Menteri ESDM dan Menteri Keuangan langsung," katanya.

Selain itu, Ara juga mempertanyakan mengenai penerapan cukai untuk minuman bersoda dan berkarbonasi. Menurut dia, Kementerian Keuangan selalu beralasan aturan itu belum bisa diterapkan karena salah satunya belum ada rekomendasi dari Menteri Kesehatan. "Jadi panggil saja sekalin Menteri Kesehatan agar ini clear. Kita bahas bersama di sini," katanya.

Karena Fraksi partai Demokrat menolak dilakukan pemanggilan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mimeral, akhirnya dilakukan voting. Dari 13 anggota Dewan yang tersisa, 8 orang memilih setuju Menteri ESDM dan Menteri Kesehatan dipanggil, yaitu dari Golkar, PKS, dan PDI Perjuangan. Sementara 4 orang abstain dan hanya satu orang dari Demokrat yang tidak setuju.

"Tapi kami hanya mempunyai kewenangan himbauan, tidak bisa memanggil paksa Menteri ESDM dan Menteri Kesehatan. Kami akan meminta izin pada Komisi VII dan Komisi IX terkait pemanggilan tersebut," kata Harry. Dia menyatakan rapat diskors dan akan dilanjutkan hari ini pukul 14.00 WIB.

ANGGA SUKMA WIJAYA

Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei
| Tarif Baru KRL | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah

Berita lainnya:
9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan

3 Menteri Terbaik Ini Bukan dari Parpol

Pendukung Award untuk SBY Mengaku Dibayar US$ 100

Berita terkait

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

35 menit lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 jam lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

5 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

5 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

5 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

5 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

5 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

6 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membuka pendaftaran calon aparatur sipil negara atau CASN untuk tahun 2024, yang dibagi dalam dua tahap.

Baca Selengkapnya