Investor Add Farm Akan Tempuh Jalur hukum

Reporter

Editor

Senin, 28 Juli 2003 13:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sedikitnya 1000 investor PT Adess Sumber Hidup Dinamika alias Add Farm yang tergabung dalam Forum Komunikasi Peternak (FKP) akan mengambil langkah hukum. Langkah tersebut dilakukan jika penyelesaian masalah keuangan perusahaan terebut terus berlarut. Sampai saat ini kita husnudzon (berprasangka baik, red.) saja, tapi tentu ada batasnya, kata Eddy Setiadi, Ketua FKP kepada Tempo News Room, Jumat (7/3). Sebelumnya, seminggu yang lalu, FKP juga telah mengajukan somasi kepada perusahaan yang beroperasi di Cirebon tersebut. Namun, Eddy belum dapat memastikan kapan langkah hukum berupa tuntutan dan pengaduan akan dilakukan. Belum kami putuskan, kami juga masih mencari pengacara yang cocok, ujar Eddy, yang ditemui di Sekretariat FKP, Graha Irama Lt 8 G, Kuningan, Jakarta Selatan. Ditambahkannya pula, bahwa FKP tidak pernah memberi persetujuan untuk memberi waktu enam bulan bagi perusahaan untuk mencari jalan keluar, seperti yang tertera dalam pengumuman yang ditandangani pemilik perusahaan, Ade Suhudin. Menurut Eddy, memang telah ada pertemuan antara investor dan pihak manajemen perusahaan pada 20 Februari lalu, namun tidak ada kesepakatan mengenai batas waktu tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, PT Add Farm, perusahaan bagi hasil yang bergerak di bidang peternakan itik di Cirebon, tidak membayar keuntungan investor sejak November 2002 lalu. Para investor yang menanamkan modalnya minimal Rp 5 juta tersebut dijanjikan keuntungan 44 persen dari total investasinya setiap tahun. Pihak perusahaan sendiri beralasan hal tersebut terjadi karena surutnya jumlah itik yang diternak akibat musim kemarau dan serangan penyakit. Eddy, yang mengaku mantan karyawan bank itu, juga meminta transparansi pengelolaan usaha yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Ia menuntut agar total investasi dan aset-aset yang dimiliki perusahaan diumumkan kepada investor. Kami harapkan keterbukaan supaya investor tidak bingung, katanya. Sementara, mengenai sikap Ade Suhudin, Eddy mengaku kecewa karena ia sulit dihubungi. Kalau janji terus ditunda-tunda, dan orangnya susah ditemui, bagaimana perasaan anda? ujarnya sambil bertanya. Secara terpisah, Juru Bicara PT Add Farm, Haposan Tampubolon, yang ditemui di kantornya di Penthouse I Gedung Menara Kadin lantai 31 Kuningan Jakarta Selatan, mengatakan pihaknya tidak akan melarikan diri dari kewajiban terhadap investor. Haposan mengakui saat ini perusahaannya mengalami kesulitan likuiditas. Saat ini, itik yang diternak berkurang menjadi sekitar 100 ribu ekor, keluhnya. Padahal, jumlah itik yang dikelola PT Add Farm sempat melampaui angka satu juta pada paruh pertama tahun lalu. Untuk mengatasi masalah tersebut, Haposan mengatakan pihaknya tengah mencarikan dana talangan untuk membayar kewajiban terhadap investor dan memulihkan usaha ternak itiknya. Namun ia enggan menyebutkan dari mana saja dana tersebut akan diperoleh. Nanti kalau dimuat di media, mereka malah close (membatalkan pinjaman), kilahnya. Dia juga mengungkapkan, pihaknya akan menjual semua aset yang dimiliki, senilai Rp 100 miliar, jika kondisinya memaksa. Mengenai atasannya sendiri, Haposan mengatakan yang bersangkutan saat ini bukannya sulit dihubungi, tetapi ia memang sedang sibuk mencari jalan keluar pemecahan masalah PT Add Farm. Kami tidak kesulitan mengontak Pak Ade, ujar Haposan. Sementara, sejumlah investor yang ditemui mengungkapkan kekhawatiran dananya tidak akan kembali. Opy, salah seorang investor yang mengambil satu paket investasi senilai Rp 5 juta mengungkapkan hal tersebut dan meminta agar dananya dikembalikan. Saya baru masukin dan belum dapat keuntungan sama sekali, eh udah begini, imbuhnya. Nasib lebih buruk dialami seorang investor lainnya, yang enggan menyebutkan namanya, yang telah menginvestasikan dana pensiunnya Rp 200 juta (40 paket) dan juga belum mendapat keuntungan. Ini cobaan, ujar pria yang mengaku pensiunan pegawai negeri itu. Hampir setiap hari, belasan investor terus mendatangi Sekretariat FKP untuk bergabung dan mengadukan nasibnya. Mereka tampak berkumpul dan saling bertukar cerita satu sama lain. Untuk menjadi anggota, mereka dikenakan biaya Rp 50 ribu. Sedangkan, di kantor PT Add farm, Menara Kadin, tidak lebih dari lima investor yang berkunjung hari ini. Adek Tempo News Room

Berita terkait

Profil Arkhan Fikri, Pemain Muda Asal Sumatera Utara yang Perkuat Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

1 menit lalu

Profil Arkhan Fikri, Pemain Muda Asal Sumatera Utara yang Perkuat Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Arkhan Fikri sempat jadi sorotan warganet setelah gagal mencetak gol saat adu penalti timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

8 menit lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

10 menit lalu

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, meninjau langsung jalan Desa Srikaton menuju ke Jalan Perambahan, pada Minggu, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

11 menit lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

13 menit lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Bahlil Siapkan Lahan untuk Investasi Sukanto Tanoto di IKN

21 menit lalu

Bahlil Siapkan Lahan untuk Investasi Sukanto Tanoto di IKN

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengklaim siapkan lahan untuk investasi pengusaha Indonesia Sukanto Tanoto di IKN.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

22 menit lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

23 menit lalu

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Soal PKS berada di luar atau dalam pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan respons berbeda dari internal PKS.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

28 menit lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Orang Serbu Tiket Sheila on 7 di Pekanbaru, Habis Dipesan dalam 7 Menit

38 menit lalu

15 Ribu Orang Serbu Tiket Sheila on 7 di Pekanbaru, Habis Dipesan dalam 7 Menit

Dalam tujuh menit war tiket nonton konser Sheila on 7 dibuka, sudah belasan ribu orang memesannya.

Baca Selengkapnya