Pertamina Ancam SPBU Penimbun BBM

Reporter

Kamis, 2 Mei 2013 19:30 WIB

Sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum kehabisan BBM di kawasan Legok, Tangerang, Banten, (26/4). Menjelang kenaikan harga bbm membuat sejumlah SPBU mengalami kehabisan stcok bbm dan mengalami keterlambatan pengiriman. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Surabaya- PT Pertamina Region V Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara mengancam menghukum stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang terlibat penimbunan bahan bakar minyak bersubsidi. Aksi penyelewengan BBM dikhawatirkan semakin marak menjelang kenaikan harga.

Asisten Manager External Relation Marketing Operation Region V Jatim, Bali Nusa, Eviyanti Rofraida, mengatakan sanksi tersebut bisa berupa skorsing satu minggu hingga sebulan. “SPBU juga akan diwajibkan membayar bahan bakar yang hilang dengan harga nonsubsidi,” kata Eviyanti dalam Coffee Talk, Mengurai Permasalahan Pengendalian BBM, Kamis, 2 Mei 2013.

Menurutnya, Pertamina mewaspadai modus-modus penimbunan yang biasa dilakukan. Modus itu antara lain mengisi kendaraan lalu menimbunnya untuk keperluan industri, memodifikasi kendaraan agar bisa memuat lebih banyak. Bisa juga kendaraan pengangkut BBM lebih dulu ‘kencing’ sebelum sampai di kota tujuan. “Beberapa kasus terbukti melibatkan SPBU,” kata Eviyanti.

Eviyanti mencontohkan sebuah SPBU di Tuban yang kedapatan terlibat dalam penimbunan bahan bakar. Eviyanti mengaku jika terjadi kebocoran, Pertamina yang menanggung. Padahal keuntungan terbesar Pertamina bukan di pengelolaan tapi di penjualan. Karena itu, Pertamina setuju perlunya sistem monitoring dan pengendalian BBM.

Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Jawa Timur, Airlangga mengatakan tidak mempermasalahkan pemberlakuan sanksi bagi SPBU nakal. Hanya saja, Airlangga meminta kejelasan regulasi. "Jangan cuma larang-larang, tapi juga beri solusi," ujarnya.

Soal kenaikan harga BBM, misalnya. Pemerintah, menurut Airlangga, harus segera memberikan kepastian agar tidak terjadi panik beli (rush). Hiswana Migas mengharapkan pemerintah memutuskan satu harga BBM.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Berita terkait

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

4 September 2022

Pertamina: Kenaikan Harga BBM Jangan Dikaitkan dengan Aplikasi MyPertamina

Kenaikan harga BBM tak menyurutkan rencana perseroan membatasi penyaluran Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

11 Mei 2017

Puasa, Pertamina Tambah Stok BBM di Kalimantan

Pertamina Balikpapan akan menambah kuota BBM selama puasa sebesar 7 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

5 Januari 2017

Jokowi Minta Impor BBM Ditekan

Presiden Joko Widodo mengingatkan separuh dari kebutuhan BBM dalam negeri dipenuhi dari impor.

Baca Selengkapnya

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

25 November 2016

Pertamina dan AKR Jadi Penyalur BBM Tertentu 2017

Pemerintah menunjuk badan usaha penyalur bahan bakar minyak (BBM) tertentu dan penugasan 2017.

Baca Selengkapnya

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

30 September 2016

Premium Belum Jadi Dihapus, Ini Sebabnya  

Pemerintah belum bisa mewujudkan rencana penghapusan bahan bakar minyak jenis Premium kendati masyarakat mulai beralih dari Premium.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

6 Mei 2016

Libur Panjang, Konsumsi BBM Pertamina Naik 10 Persen

Pertamina memproyeksikan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk transportasi mengalami kenaikan sekitar 10 persen saat libur panjang.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

3 Februari 2016

Kementerian ESDM: Premium di Jakarta Bisa Dihapus  

Pemerintah akan melihat aspek untung-rugi menghapus Premium.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

25 Juni 2015

Ini Beda Premium, Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Plus

Pertalite sudah disetujui DPR untuk dipasarkan.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

16 Juni 2015

Antisipasi Lebaran, Pertamina Tambah Impor Premium  

Dalam kondisi normal, konsumsi Premium rata-rata 76.258 kiloliter per hari.

Baca Selengkapnya

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

22 April 2015

Pertamina Klaim Pertalite Lebih Ramah Lingkungan  

Emisi karbon Pertalite di bawah Premium.

Baca Selengkapnya