TEMPO.CO, Jakarta - PT Recapital Securities menyatakan siap melepas saham miliknya di Bank Pundi apabila aturan Bank Indonesia nomor 14/8/PBI/2012 tentang kepemilikan saham bank umum mulai diberlakukan.
"Kalau memang aturan soal batas maksimal 40 persen kepemilikan harus diterapkan, kami akan mentaatinya," kata Presiden Direktur PT Recapital Securities, Rosan P Roeslani, ketika ditemui di Grand Sahid Jaya, Selasa, 9 April 2013.
Ketentuan BI tersebut mengatur penetapan batas maksimum kepemilikan saham bank berdasarkan kategori pemegang saham. Untuk pemegang saham berupa badan hukum, lembaga keuangan hanya diperbolehkan memiliki saham maksimal 40 persen. Adapun badan hukum bukan lembaga keuangan dan perorangan masing-masing dibatasi maksimal 30 persen dan 20 persen.
Saat ini Recapital memiliki sebanyak 7,29 miliar lembar saham atau setara dengan 67,85 persen saham Bank Pundi yang dulunya bernama Bank Eksekutif Internasional itu. Rosan belum menyebutkan secara rinci berapa banyak saham yang akan dilepas perusahaan. Dia hanya memastikan Recapital akan mencari pembeli yang sesuai dalam pelepasan saham tersebut. "Otomatis kami akan mencari partner yang strategis dan memiliki sinergi," katanya.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Baca juga:
SBY: SMS Saya ke Anas Tidak Dibalas
Kisah Penjaga Mayat yang Memandikan Nurdin M. Top
Fakta-fakta Tentang Mendiang Margaret Thatcher
Kasus Cebongan, TNI AD Tolak Peradilan Koneksitas
Tengok Cuitan Anas Urbaningrum Soal SMS
Berita terkait
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
2 jam lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
16 jam lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
1 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
1 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
1 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
2 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaEkonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
4 hari lalu
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Baca SelengkapnyaZulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi
4 hari lalu
Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.
Baca SelengkapnyaSehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan
4 hari lalu
BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.
Baca Selengkapnya