Lagi, Rupiah Terbebani Defisit Neraca Perdagangan

Jumat, 1 Maret 2013 21:06 WIB

Ilustrasi rupiah. REUTERS/Supri

TEMPO.CO, Jakarta - Defisitnya neraca perdagangan Indonesia serta menguatnya nilai tukar dolar di pasar uang membuat apresiasi rupiah kembali terhambat.Pergerakan rupiah yang menguat cukup signifikan sepekan terakhir terhenti di akhir pekan. Di transaksi pasar uang kemarin, rupiah melemah 9 poin (0,09 persen) ke level 9.674 per dolar.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan, dirilisnya data neraca perdagangan Indonesia bulan Januari 2013 yang defisit US$ 171 juta dolar akan membebani rupiah. "Defisit neraca perdagangan menunjukkan tingginya permintaan dolar dari dalam negeri."

Meski angka defisit neraca perdagangan bulan Januari mengecil dibanding bulan sebelumnya, kondisi ini masih akan membayangi nilai tukar rupiah. Pelaku pasar tetap akan khawatir terhadap pelemahan rupiah akan terus terjadi karena kebutuhan devisa yang keluar dari Indonesia lebih tinggi dibanding dengan devisa hasil ekspor yang masuk.

Proses pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat telah menghambat permintaan ekspor dari dari negara lain, terutama dari sektor komoditas. Kondisi ini harus segera diatasi. "Jika terjadi terus menerus, cadangan devisa Indonesia akan tergerus oleh permintaan importir dan intervensi di pasar uang," ucap Lana.

Dari sisi eksternal, pemberlakukan pemotongan anggaran secara otomatis di Amerika Serikat menimbulkan reaksi negatif dari investor. Pemotongan belanja senilai US$ 85 miliar per 1 Maret kemarin berpotensi menghambat pemulihan ekonomi di Negeri Abang Sam. Imbasnya, posisi dolar terhadap mata uang regional ikut merangkak naik.

Di sisi lain, data inflasi yang naik tidak terlalu berdampak pada rupiah. Badan Pusat Statistik merilis data inflasi Februari 2013 mencapai 0,75 persen, atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Sedangkan inflasi Februari berdasarkan tahun kalender sebesar 1,79 persen dan year on year 5,31 persen.

Sementara itu suku bunga diperkirakan masih tetap di level 5,75 persen. "Dipertahankannya suku bunga BI rate di level 5,75 persen membatasi peluang penguatan rupiah," tutup Lana.

Hingga pukul 17.30 WIB, mata uang Asia cenderung melemah. Dolar Singapura ditransaksikan di 1,2391 per dolar AS, dolar Hong Kong 7,7551 per US$, won 1.084,56 per US$. Kemudian yuan 6,2230 per US$, dan ringgit 3,0965 per US$.

M. AZHAR | PDAT

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

15 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

1 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

2 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

9 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

10 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

10 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

10 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

10 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

14 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

14 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya