Penggerak Pangan Lokal Minta Impor Gandum Dibatasi

Rabu, 17 Oktober 2012 20:08 WIB

Pekerja menurunkan tepung gandum di pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, (21/11). Tiga perusahaan terigu menuduh Australia, Sri Langka, dan Turki mengekspor tepung gandum dengan harga lebih murah dibanding harga dalam negerinya (dumping). Tempo/Amston P

TEMPO.CO, Yogyakarta-Para penggerak potensi pangan lokal mengampanyekan pengurangan jumlah impor gandum. Fungsi gandum sebagai bahan utama roti, brownies, donat, bakmi, dan makanan lain bisa digantikan dengan ketela

"Impor pangan tidaklah haram, tetapi apakah sudah dipertimbangkan pengorbanan berupa ongkos sosial, budaya, kesehatan dan ketahanan nasional," kata Renta Dwi Ardhana, Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Pangan Lokal, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu 17 Oktober 2012.

Renta menyebut, saat ini impor gandum telah mencapai angka 7,1 juta ton. Padahal tahun 2011 lalu, impor bahan baku aneka makanan itu baru sebanyak 6,7 juta ton.

Ia menyatakan, budaya makan makanan dengan bahan baku gandum atau terigu di Indonesia mulai pada 1969, melalui program kerjasama ekonomi Amerika Serikat dan Indonesia. Saat itu pemerintah Indonesia mencari alternatif pangan selain beras. Hasilnya, masyarakat Indonesia sangat tergantung dengan gandum yang tidak ada tanamannya di Indonesia. "Bahkan mie instan berbahan baku gandum atau terigu sudah menjadi makanan pokok kedua setelah nasi," kata dia.

Menurut Renta, saat ini teknologi pengolahan ketela atau ubi kayu menjadi tepung sudah bisa diterapkan untuk mengganti gandum sebagai bahan pokok makanan. Pengganti gandum ini disebut mocaf atau modified cassava flour. Teknologi ini dapat merekayasa sel ubi kayu yang bisa menghilangkan aroma singkong itu. Bisa juga memodifikasi tekstur dan warna sehingga mendekati gandum. "Singkong bisa menstubtitusi gandum 20-100 persen, pemerintah harus mengurangi impor pangan terutama gandum," katanya.

Menurut Bonnivasius Esdharyanto, penggerak pengolahan singkong dari Pusat Studi Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, Daerah Istimewa Yogyakarta, berbagai masakan dan makanan bisa dibuat dari ketela, baik untuk kue, cake, brownies, bahkan untuk lauk pauk. "Ketela bisa diolah menjadi 72 masakan dengan bumbu yang sama dari masakan yang diinginkan," kata dia.

Menurut Firmansyah, pemilik Cakra Tela, produsen aneka makan dari ketela, persediaan ketela di Indonesia melimpah ruah. Seharusnya hal ini bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk mengganti gandum sebagai bahan baku pangan. Bahkan bisnisnya mengolah ketela sebagai makanan dan aneka cake membanggakan karena mengangkat bahan pangan lokal menjadi makanan yang variatif.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Daftar Barang Bawaan yang Harus Dilaporkan Saat Akan Keluar Negeri

53 hari lalu

Daftar Barang Bawaan yang Harus Dilaporkan Saat Akan Keluar Negeri

Ada sejumlah daftar barang bawaan yang mesti dilaporkan saat akan keluar negeri agar tidak kena pajak impor ketika dibawa pulang kembali.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: BI Siapkan Penukaran Uang Ramadan dan Lebaran Hingga Rp 197 T, Harga Pangan Naik

15 Maret 2024

Terkini Bisnis: BI Siapkan Penukaran Uang Ramadan dan Lebaran Hingga Rp 197 T, Harga Pangan Naik

BI siapkan penukaran uang ramadan lebaran mencapai Rp 19 triliun. Mendag tak permasalahkan harga pangan naik asal tersedia.

Baca Selengkapnya

5 Cara Mengurangi Gaya Hidup Konsumtif

11 Februari 2024

5 Cara Mengurangi Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif ini tidak hanya mempengaruhi keuangan pribadi, tetapi juga memberikan dampak negatif pada lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Baca Selengkapnya

Larangan Impor Barang dalam Revisi Permendag 50, Ini Tanggapan Tokopedia

7 Agustus 2023

Larangan Impor Barang dalam Revisi Permendag 50, Ini Tanggapan Tokopedia

Perusahaan platform lokapasar Tokopedia mendukung pemerintah dalam menetapkan aturan larangan jual barang impor.

Baca Selengkapnya

Harmonisasi Aturan Larangan Jual Barang Impor Dilaksanakan 1 Agustus 2023, Ini Bocorannya

30 Juli 2023

Harmonisasi Aturan Larangan Jual Barang Impor Dilaksanakan 1 Agustus 2023, Ini Bocorannya

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan pemerintah akan melakukan harmonisasi aturan larangan jual barang impor pada 1 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya

Mau Kirim Barang dari Luar Negeri? Simak 4 Panduan Dasar dari Kemenkeu

25 Juli 2023

Mau Kirim Barang dari Luar Negeri? Simak 4 Panduan Dasar dari Kemenkeu

Kemenkeu mengungkapkan banyak masyarakat yang masih bertanya soal prosedur penanganan barang kiriman dan statusnya pada sistem tracking Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Barang Konsumsi Turun 39,91 Persen di Februari 2020

16 Maret 2020

BPS: Impor Barang Konsumsi Turun 39,91 Persen di Februari 2020

BPS melaporkan realisasi impor sepanjang Februari 2020 mengalami penurunan 5,11 persen secara tahunan menjadi US$11,6 miliar

Baca Selengkapnya

Sejak E-Commerce Booming di Tahun 2015, Impor Barang Meroket

7 Agustus 2018

Sejak E-Commerce Booming di Tahun 2015, Impor Barang Meroket

Darmin Nasution mengatakan meningkatnya gairah berbelanja masyarakat tak luput dari peran e-commerce yang sedang marak terjadi.

Baca Selengkapnya

Impor Garam Industri, Menteri Susi Keluarkan Peraturan Menteri

15 Juli 2017

Impor Garam Industri, Menteri Susi Keluarkan Peraturan Menteri

Menteri Susi menyebut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan ini akan memperjelas rekomendasi impor garam industri tidak lewat KKP.

Baca Selengkapnya

Cabai Impor Beredar di Berbagai Daerah di Jawa  

27 Februari 2017

Cabai Impor Beredar di Berbagai Daerah di Jawa  

Peredaran cabai impor yang marak di berbagai daerah di Jawa juga sampai ke Kabupaten Indramayu.

Baca Selengkapnya