Bos Bumi Emosi Waktu Curhat Konflik Perusahaan

Selasa, 2 Oktober 2012 19:04 WIB

Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Ari Saptari Hudaya dan Direktur Dileep Srivastava saat Public Expose Insidentil di Wisma Bakrie, Jakarta, (13/10). BNBR menggelar penawaran terbuka penjualan sejumlah saham lima anak usahanya. TEMPO/Nickmatulh

TEMPO.CO, Jakarta - Selepas mundur dari jabatannya sebagai direksi di Bumi Plc, Ari Sapta Hudaya kembali ke Indonesia dan berjanji akan fokus mengurusi PT Bumi Resources yang tengah dirundung masalah.

Tetapi sebelumnya, ia menyempatkan waktu untuk bertemu dengan para pemegang saham dan wartawan untuk menjawab segala permasalahan yang merundung perusahaannya belakangan ini.

Ia datang terlambat, hampir sekitar 30 menit setelah public expose di Hotel Four Season dimulai. Ari lalu menyeleksi semua pertanyaan terkait dengan konflik para pemegang saham di Bumi Plc untuk dijawab paling terakhir.

"Semua yang penting dijawab di akhir," kata Ari sambil menghentak pulpen dengan keras di atas kertas, Selasa, 2 Oktober 2012.

Masuk ke sesi akhir, Ari yang terakhir muncul di depan publik untuk paparan perusahaan secara langsung pada 2008 lalu pun berdiri dan mulai menuturkan jawaban atas isu yang ramai diberitakan media dalam sepekan terakhir.

Berdiri tegak, Ari mengawali ceritanya soal awal dibangunnya usaha Bumi Resources yang bercita-cita ingin jadi perusahaan tambang terbesar di dalam negeri, bahkan mancanegara. Ia memaparkan soal masa kejayaan Bumi yang pernah mencapai pendapatan hingga US$ 8 miliar.

"Apa ada perusahaan domestik yang bisa begitu? Oleh sebab itu, apa pun yang terjadi pada Bumi saat ini, Bumi tidak akan berhenti berproduksi," ucapnya. Pernyataan tersebut ia paparkan untuk menjawab keraguan para investor kecil yang hadir dan khawatir terhadap nasib aset mereka di perusahaan tersebut.

Soal mundurnya ia dari Bumi Plc, ia menyatakan bahwa hal tersebut murni merupakan keputusannya. Mengingat di Bumi PLC ada sekitar 17 anggota direksi yang berbobot untuk mengurus perusahaan. Sementara itu, jika dia fokus di Indonesia, ia yakin bakal bisa mengembalikan kejayaan Bumi seperti dulu.

Ia enggan menanggapi soal ributnya para pemegang saham saat ini. "Kalau pemegang saham ingin menghancurkan perusahaannya sendiri, apa itu namanya pemegang saham?" ucapnya dengan nada tinggi.

Ari bahkan mengingatkan awak media agar menulis pemberitaan terkait Bumi dengan lebih hati-hati. Ia berjanji akan melakukan apa pun untuk melindungi perusahaannya. Bahkan, ia akan mencari para penulis berita yang turut menghancurkan usahanya.

Konflik antara pemegang saham di Bumi Plc, mulai dari keluarga Bakrie, Samin Tan, dan Rothschild, menurut dia, bukanlah urusannya. "Soal hubungan mereka tanya langsung pada mereka, jangan tanya Ari Hudaya. Kalau mereka saling tidak senang, tanya saja. Tapi, jangan menghancurkan," ujarnya dengan suara lantang dan mata berkaca-kaca.

Ia juga belum bisa menjawab soal upaya akuisisi perusahaan asing di Bumi. Begitu juga soal semua masalah yang dimulai dari keterangan Bumi Plc. setelah ia keluar dari perusahaan tersebut pada 24 September lalu, Ari enggan berkomentar lebih jauh.

Yang jelas, ia saat ini hanya fokus mengurus kembali PT Bumi Resources supaya tidak terjatuh, meskipun bukan dia seorang pemegang saham di perusahaan tersebut. "Sebab saya punya ikatan emosional terhadap perusahaan ini," katanya, sebelum berpamitan dari ruang public expose.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita Terpopuler
Ini Utang-utang BUMI

Bumi Resources Paparkan Dugaan Penyimpangan Dana

Hatta Upaya Jembatan Selat Sunda Tak Bebani APBN

Berau: Tak Ada Penyidikan Independen dari Bumi Plc

Produksi Tambang Emas Martabe Berhenti Sementara

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

39 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya