Baihaki: Tanker Menghemat US$ 7 Juta Lebih Per Tahun

Reporter

Editor

Senin, 24 Mei 2004 17:10 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Dirut Pertamina, Baihaki Hakim, menilai pengadaan kapal tanker akan sangat menguntungkan bagi Pertamina untuk investasi jangka panjang. Dengan memiliki tanker sendiri, diperkirakan akan bisa menghemat biaya transportasi atau pengangkutan minyak mentah lebih dari US $7 juta per tahun. Karena itu, Baihaki menjelaskan, direksi Pertamina yang dipimpinnya dulu memilih untuk membeli tanker very large crude carrier (VLCC). Semula, akan dibeli 12 tanker, dua buatan luar negeri dan 10 buatan dalam negeri, namun direksi yang baru mengubah kebijakan tersebut. Diputuskan, tanker yang akan dibeli hanya enam buah, dua di antaranya buatan luar negeri dan sisanya buatan dalam negeri.Pertamina telah memesan dua VLCC dari Korea Selatan. Rencananya, kedua tanker produksi Hyundai itu akan selesai pembangunannya Juli 2004. Namun, secara tiba-tiba, direksi berencana menjual kedua tanker itu. Alasannya, Pertamina akan mendapat keuntungan besar dari penjualan itu karena harga baja saat ini sedang tinggi.Penjualan tanker Pertamina itu menuai pro dan kontra, terutama di kalangan Komisi Energi dan Pertambangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Berkaitan dengan itu, DPR memanggil Baihaki di Jakarta, Senin (24/5). Dia diminta menjelaskan latar belakang pengadaan tanker pada masa kepemimpinannya dulu.Menurut Baihaki, dalam pertemuannya dengan DPR, dia akan memaparkan alasan pembelian tanker terutama dari sisi ekonomis. Akan dijelaskan pula faktor-faktor yang mendukung perlunya Pertamina memerlukan sendiri kapal tanker. "Dulu, pengadaan tanker itu secara ekonomis baik sekali," kata dia.Pada saat itu, Pertamina berhasil membeli tanker dengan harga yang relatif lebih murah. Hal itu dikarenakan, galangan kapal sedang sepi, sehingga harga bisa sedikit miring. Dia mengaku, pada saat itu, direksi Pertamina membaca siklus yang ada sehingga pembelian tanker dinilai lebih menguntungakan sebagai bentuk investasi jangka panjang.Namun, Baihaki tidak bersedia berkomentar banyak mengenai kebijakan direksi Pertamina yang sekarang, tentang penjualan tanker tersebut. "Kalau direksi sekarang punya kebijakan lain, saya tidak bisa menilai. Biarlah DPR atau masyarakat yang akan menilai. Saya tidak etis," ujarnya.Menurut dia, masyarakat sebaiknya mendengarkan terlebih dahulu alasan direksi menjual kembali dua kapal yang telah dipesan di Korea itu. Baihaki sendiri mengaku belum mengetahui pasti hasil negosiasi terakhir. Direksi Pertamina, kata dia, tentu mempunyai pertimbangan lain atas kebijakan yang dikeluarkan itu. Misalnya, lebih menguntungkan karena harga penjualan jauh lebih besar daripada pembelian.Berdasarkan pengamatan Baihaki, harga sewa tanker saat ini sedang meningkat tajam. Dia mencontohkan, harga di pasar spot dua minggu lalu sekitar US$ 75 ribu-US$ 95 ribu per hari. "Itu harga tanker yang paling mahal," kata dia.Di London, dua minggu lalu, harga sewa tanker ukuran kecil adalah US $45 ribu per hari. Harga penyewaan jangka panjang, di atas 1 tahun, akan lebih menguntungkan.Dia menambahkan, harga lama sebuah VLCC senilai US $64,5 juta. Menurut Baihaki, pihaknya saat itu memprediksikan bahwa pembelian itu akan bisa menghemat biaya pengangkutan minyak mentah lebih dari US$ 7 juta per tahun. "Itu berdasarkan hitungan kita dulu, tinggal dikalikan saja," kata dia. Harga tersebut merupakan harga sewa kosong. Artinya, setelah delapan tahun, tanker tersebut akan jadi milik Pertamina penuh. Kendati demikian, dia tidak bersedia mengatakan bahwa rencana penjualan tanker Pertamina akan menuai kerugian. Menurutnya, lebih baik dilihat dulu hasil tendernya. "Direksi pasti kan punya hitung-hitungan juga," kata dia. Retno Sulistyowati - Tempo News Room

Berita terkait

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

1 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

7 jam lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

1 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

2 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

3 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

3 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

3 hari lalu

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

4 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

4 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya