Rupiah Dibayangi Kecemasan Resesi Ekonomi Global  

Reporter

Editor

Rabu, 18 Juli 2012 17:29 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan global serta redupnya harapan adanya pelonggaran moneter Amerika Serikat (AS) menahan apresiasi rupiah lebih jauh.

Di transaksi pasar uang hari ini, Rabu, 18 Juli 2012, rupiah ditutup menguat tipis 4 poin (0,04 persen) menjadi 9.452 per dolar AS. Pergerakan rupiah cenderung negatif di kisaran Rp 9.440-9.480 sebelum akhirnya penjagaan Bank Indonesia berhasil menggiring rupiah agar tidak terdepresiasi di kisaran 9.450-an per dolar AS.

Analis dari Treasury Research Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeiti, mengatakan pasar masih kecewa pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), Ben Bernanke, yang belum memberikan sinyal untuk mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter ketiga (QE3). “Imbasnya langsung terlihat dari indikasi lesunya mata uang regional, termasuk rupiah.”

Di pasar uang global, sebagian besar mata uang Eropa dan Asia cenderung melemah. Mata uang tunggal Eropa, euro, masih berkutat di kisaran US$ 1,22, sedangkan poundsterling ada di kisaran US$ 1,56.

Selain itu, dirilisnya data pengangguran Inggris yang turun menjadi 8,1 persen dari posisi sebelumnya 8,2 persen tidak mampu menjadi katalis positif bagi mata uang regional. Namun angka ini masih mengecewakan karena seharusnya angka pengangguran Inggris ada di kisaran 5-6 persen. Ini menunjukkan resesi ekonomi di Uni Eropa tidak hanya melanda negara kecil, tapi juga negara yang selama ini dikenal sebagai negara maju.

Sentimen yang membuat rupiah terapresiasi justru datang dari dalam negeri. Hasil lelang Surat Utang Negata (SUN) yang cukup positif, masih adanya aliran dana asing di pasar modal, dan faktor penjagaan Bank Indonesia menopang penguatan rupiah. “Ini didorong penilaian Moody’s beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi tempat yang stabil untuk berinvestasi,” tuturnya.

Sampai pukul 16.00 WIB, dolar AS masih perkasa dibandingkan enam mata uang rival utamanya. Indeks dolar AS menguat 0,04 poin (0,06 persen) ke 83,08. Euro melemah 0,0009 poin (0,07 persen) menjadi US$ 1,2285, pound sterling melemah 0,0027 (0,17 persen) di US$ 1,5627, dan Swiss franc turun 0,0006 poin (0,06 persen) ke 0,9776 per dolar AS.

Mata uang Asia cenderung melemah. Dolar Hong Kong melemah 0,0007 poin (0,01 persen) ke 7,7570 per dolar AS, dolar Singapura turun 0,002 poin (0,02 persen) ke 1,2605, serta ringgit melemah 0,0027 poin (0,09 persen) ke 3,1585. Di lain pihak, yen menguat 0,02 poin (0,03 persen) menjadi 79,04 per dolar AS.

PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

19 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Tak Pengaruhi Rupiah, Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan

Ekonom menyebut putusan MK terkait sidang sengketa Pilpres tak banyak mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

7 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

7 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

7 hari lalu

Rupiah Diprediksi Menguat di Tengah Putusan MK, Penutupan Perdagangan Rp 16.237

Rupiah diprediksi dan tak terpengaruh dengan putusan MK. Rupiah spot hari ini ditutup pada Rp 16.237 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

8 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

Industri tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga gandum yang kerap mengandalkan bahan baku impor menangis di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya