Renegosiasi Alot, Pemerintah Ragu Selesai 2012  

Reporter

Editor

Kamis, 12 Juli 2012 14:45 WIB

Pertambangan batubara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, Kutai, Kalimantan Timur, Mei 2002. TEMPO/IGG Maha Adi

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tidak yakin proses renegosiasi kontrak pertambangan bisa rampung hingga akhir tahun ini. "Renegosiasi itu alot lho, banyak pertimbangannya. Kami, sih, ingin selesai secepatnya," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi, Thamrin Sihite, di Jakarta, Kamis, 12 Juli 2012.

Proses amandemen kontrak-kontrak (renegosiasi) pertambangan sudah lebih dari tiga tahun dilakukan sejak Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara disahkan pada 12 Januari 2009. Beleid itu mengamanatkan pasal-pasal di dalam kontrak yang dibuat sebelum Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 itu ada dan harus disesuaikan paling lambat setahun.

Renegosiasi dilakukan atas kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B). Kontrak karya adalah bentuk kontrak untuk pertambangan mineral. Adapun PKP2B merupakan bentuk kontrak untuk kegiatan penambangan batu bara.

Menurut Thamrin, kendala molornya renegosiasi akibat kepentingan berbeda antara pemerintah dengan investor. Pemerintah mengacu pada aturan perundangan yang mengatur batas-batas tertentu termasuk luas wilayah aktivitas pertambangan.

"Misalnya perusahaan sudah punya cadangan dan investasi sekian. Oke kami izinkan investasi, tapi pemerintah ingin investor jangan mengambil untung terlalu banyak," katanya. Inilah yang membuat perusahaan khususnya perusahaan tambang besar tak juga menyetujui renegosiasi.

Renegosiasi ini, katanya, merupakan isu strategis karena juga menyangkut masalah pengolahan dan pemurnian bahan tambang. Investor pertambangan diwajibkan membangun smelter (pabrik pengolahan dan pemurnian) agar tidak hanya mengekspor bahan baku.

"Misalnya Freeport pada 2014 sudah harus memurnikan di dalam negeri. Kalau ada investor dalam negeri membangun smelter untuk pemurnian itu, kita pastikan Freeport suplai bahan bakunya berupa konsentrat," kata dia.

Dalam poin renegosiasi, pemerintah juga akan memasukkan kewajiban perusahaan tambang asing untuk mendivestasikan saham sebanyak 51 persen ke dalam negeri. Sayangnya, peraturan tersebut tidak dapat berlaku surut. Padahal, saat ini terdapat 40 kontrak karya yang beroperasi di Indonesia dan belum kena kewajiban divestasi. Meski begitu, pemerintah masih memiliki celah untuk memaksakan kewajiban tersebut pada para kontraktor tambang asing.

Mengenai aturan kepemilikan saham 51 persen itu, Thamrin mengaku hal tersebut masih menjadi pertimbangan pemerintah dalam proses renegosiasi. Namun dia tak menjelaskan lebih lanjut bagaimana mekanismenya.

"Makanya dalam negosiasi ini kan kepentingan investor juga kami pertimbangkan. Negosiasi kan win-win solution yang perlu waktu," ujarnya.

ROSALINA

Berita Terkait:

Renegosiasi Kontrak Karya Diprediksi Gagal

Pemerintah Bersedia Longgarkan Aturan Luas Tambang

Freeport Siap Bahas Divestasi 51 Persen Sahamnya

Dahlan Iskan Minta Kontrak Tambang Dinegosiasi Ulang

Apa Kata Dahlan Iskan Soal Kontrak Ulang Migas?

Berita terkait

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

4 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

10 hari lalu

Terus Perpanjangan Kontrak Freeport Sampai 2061, Bagaimana Kronologinya Sejak Kontrak Pertama?

Kontrak Freeport adalah salah satu kontrak pertambangan terbesar dan paling signifikan di dunia, yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

11 hari lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

12 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

15 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

15 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

17 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

20 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

23 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

25 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya