SBY Masih Pikir-pikir Rencana Beri Modal ke IMF

Reporter

Editor

Rabu, 4 Juli 2012 13:33 WIB

Susilo Bambang Yudhoyono. abror/presidensby.info

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih mempertimbangkan permintaan memperkuat permodalan Dana Moneter Internasional (IMF). Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmansyah mengatakan rencana ini sudah dipertimbangkan dalam rapat kabinet di Jakarta pekan lalu. Tapi Presiden Yudhoyono memilih bersikap hati-hati dan masih belum memberikan keputusan akhir.

"Karena isu IMF sensitif terhadap pengalaman Indonesia," katanya, Rabu, 4 Juli 2012.

Komitmen memperkuat permodalan IMF sudah ditindaklanjuti Indonesia dalam pertemuan G20 di Los Cabos, Meksiko, dua pekan lalu. Di satu sisi, Indonesia mempertimbangkan pernah meminta bantuan IMF. "Sekarang dunia butuh bantuan Indonesia," kata Firmansyah.

Kamis, 28 Juni 2012 lalu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan Indonesia akan memberikan pinjaman kepada IMF maksimal sebesar US$ 1 miliar. "Indonesia sebetulnya sudah menindaklanjuti komitmen tersebut. Pertemuan G20 akan meningkatkan kekuatan IMF di aspek permodalan. Yang kemarin di Meksiko adalah pinjaman dari negara anggota IMF kepada IMF supaya keuangan IMF lebih kuat," kata Agus di DPR, Jakarta.

Ia menuturkan pinjaman ke IMF itu bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Melainkan menjadi semacam pengelolaan dana yang merupakan bagian dari cadangan devisa negara. Jika dianalogikan seperti uang kas dalam suatu perusahaan, sebagian di antaranya dalam bentuk tunai dan selebihnya ditempatkan di bank.

"Kalau kita nanti memberikan bantuan pinjaman kepada IMF, itu akan tetap ada di neraca Indonesia di cadangan devisa Indonesia, tapi hanya tercatat sebagian ditempatkan di IMF," kata Agus.

Agus menjelaskan sekarang ini sebenarnya sudah terkumpul sebesar US$ 430 miliar di IMF. Dana tersebut dibutuhkan IMF bukan hanya untuk menyehatkan ekonomi Eropa, tapi termasuk juga negara-negara berkembang. Indonesia yang pernah meminjam dari IMF pada 2006 pun akan berkontribusi bagi permodalan lembaga itu.

Pemberian pinjaman ke IMF akan menandakan posisi Indonesia sudah lebih baik. Dan Indonesia juga harus memperhatikan negara-negara lain yang perlu dibantu. Pinjaman ke IMF ini juga sebagai upaya mengantisipasi krisis agar tidak membahayakan perekonomian dunia. "Ini kesempatan yang baik karena Indonesia juga pernah pinjam IMF di 2006, kita sudah kembalikan," katanya.

Nominal pasti belum dibicarakan pemerintah. Tapi maksimal dana yang dipinjamkan sebesar US$ 1 miliar. "Belum bisa disebutkan, tapi saya rasa maksimal US$ 1 miliar," ujar dia.

ARYANI KRISTANTI

Berita lain:

Banyak Warnet Masih Bisa Akses Konten Porno

Puluhan Karyawan Trans TV Ditawari PHK?

Disinyalir Sudah Ada yang Menjebol Situs Porno

Kementerian Keuangan Terlibat Penerbitan Duit 2014

Alasan Agus Marto Merevisi Perpres Selat Sunda






Advertising
Advertising

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

13 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

14 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

57 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya