Hipmi Serukan Kaum Muda Terjun ke Bisnis Kreatif  

Reporter

Editor

Minggu, 24 Juni 2012 20:37 WIB

Sejumlah model mengenakan busana berbahan kertas (paper based), karya sejumlah mahasiswi di Universitas Surabaya, (22/6). Busana kertas karya mahasiswi Jurusan Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif Ubaya tersebut, dibuat dari bahan kertas yang dapat didaur ulang sehingga ramah lingkungan. ANTARA/Eric Ireng

TEMPO.CO, Yogyakarta - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Yogyakarta, mengingatkan kepada para pemuda akan peluang binis di industri kreatif. "Peluang bisnis masih sangat terbuka bagi kaum muda. Industri kreatif bisa menjadi lahan mencari uang," kata Liliek Syaiful Ahmad, Ketua Hipmi Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad, 24 Juni 2012.

Ia mengakui, saat ini banyak kaum muda yang mulai melirik untuk menjadi pengusaha, pedagang, atau wiraswastawan. Namun, prosentasenya masih belum bisa memenuhi idealnya suatu daerah maju. Yaitu sebanyak dua persen dari warga dan pemudanya menjadi pengusaha.

Para muda usia, kata dia, baik yang masih menjadi siswa atau mahasiswa juga butuh dukungan dari para pelaku ekonomi yang sudah mapan maupun dari pemerintah. Sehingga, jika suatu daerah sudah ideal jumlah pengusaha mudanya, maka pergerakan ekonomi semakin cepat. Yang diuntungkan tidak hanya pengusahanya, namun masyarakat luas.

Ia menyatakan, pihaknya juga mempunyai program sekolah Hipmi di beberapa universitas. Tujuannya adalah memberi pelatihan dan menjaring peluang bisnis serta menanamkan jiwa wirausaha di kalangan kaum muda.
"Edukasi kewirausahaan bagi kaum muda itu sangat penting, juga dukungan para praktisi ekonomi dan perbankan sebagai motivator dan lembaga keuangan," kata Liliek.

Selain itu, permudahan perizinan usaha dan mudahnya akses permodalan dari perbankan sangat dibutuhkan. Pemerintah harus mempermudah izin usaha dan perbankan menerapkan bunga kecil terhadap para pelaku usaha muda.

Ia menyebutkan, industri kreatif di Yogyakarta sangat bermacam-macam. Contohnya pembuatan kaus beraneka tulisan khas mahasiswa dan budaya. Barang-barang kerajinan pun masuk dalam industri kreatif. Juga olah makanan dari berbagai bahan seperti ketela dan singkong dengan produk kreatif seperti bakpia ketela, eggroll dari ketela ungu.

Di sisi pemasaran, kata dia banyak pula yang memanfaatkan jasa Internet. Teknologi ini sangat efektif untuk memasarkan produk kerajinan dan makanan.

Menurut Lutfi Yunianto, salah satu pengusaha di Yogyakarta, ia membuat industri eggroll dari bahan ketela ungu. Dengan pengalaman membuat ledre, makanan khas Purwodadi, Jawa Tengah, ia mengaplikasikan ketela ungu menjadi eggroll.

Dalam sebulan ia bisa memproduksi 8.000 kotak eggroll. Ia mempekerjakan sebanyak 20 ibu rumah tangga di sekitar rumahnya. Pembelinya pun dari banyak kalangan. "Kami sampai kewalahan melayani konsumen," kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

13 Maret 2023

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

Penelitian mencatat tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring sekaligus datang ke gerai.

Baca Selengkapnya

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

29 November 2022

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

Bank Indonesia (BI) mengumumkan ada jumlah peserta BI Fast kini bertambah sebanyak 29 bank.

Baca Selengkapnya

Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

13 November 2021

Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

Bisnis ritel menjadi salah satu usaha yang diminati karena biasanya menjual berbagai kebutuhan primer dan langsung kepada konsumen.

Baca Selengkapnya

Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

12 September 2021

Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

Kerap bersebelahan, ini beberapa perbedaan antara Alfamart dan Indomaret

Baca Selengkapnya

Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

7 Maret 2021

Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

Salah satu industri yang paling terpengaruh oleh tren terkait pandemi adalah ritel. Simak tips agar bisnis ini bisa bertahan.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

3 Januari 2020

Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

Banjir besar di beberapa wilayah Jabodetabek membuat pengusaha ritel mengeluh rugi dan omzet penjualan melorot.

Baca Selengkapnya

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

12 November 2019

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.

Baca Selengkapnya

Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

24 Oktober 2019

Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

Sejumlah minimarket atau convenience store nasional punya keinginan untuk berekspansi ke Vietnam.

Baca Selengkapnya

Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

2 Oktober 2019

Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan pertumbuhan industri ini dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10 persen.

Baca Selengkapnya