TEMPO.CO, New York - Harga minyak mentah dunia terus meluncur turun sepanjang Mei kemarin karena susutnya permintaan akibat berlarutnya masalah utang kawasan Eropa. Para investor juga mengatakan makin tingginya cadangan minyak pemerintah Amerika Serikat berpengaruh sebagai penyebab turunnya permintaan.
Harga minyak sweet crude untuk kontrak Juli kembali turun US$ 1,29 (1,15 persen) ke US$ 86,53 per barel di bursa New York semalam. Ini merupakan level terendahnya sejak 20 Oktober tahun lalu. Di pasar elektronik Asia pagi ini, harga minyak kembali turun US$ 0,47 (0,54 persen) menjadi US$ 86,06.
Harga komoditas minyak telah turun 17 persen sepanjang Mei kemarin yang merupakan penurunan bulanan terburuk sejak Desember 2008 setelah puncak krisis keuangan AS.
“Kami melihat meluasnya kekecewaan atas data ekonomi AS, kondisi zona Eropa yang terus memburuk, serta ekonomi Cina dan India yang berjalan bak kura-kura membuat permintaan akan minyak turun,” kata Seth Rabinowitz, analis komoditas di Silicon Associates.
“Para pengelola dana telah melarikan uangnya dalam bentuk dolar AS yang dianggap tempat paling aman saat ini (safe haven) sehingga membuat harga minyak terus merlorot,” tuturnya.
Komisi Eropa pada Rabu telah menyerukan untuk membentuk serikat perbankan dan kemarin disetujui oleh Presiden Bank Sentral uni Eropa (ECB), Mario Draghi.
Harga minyak jenis Brent untuk kontrak bulan Juli turun US$ 1,6 (1,6 persen) menjadi US$ 101,87 per barel. Sepanjang bulan kemarin harga minyak Brent telah susut 15 persen.
Memburuknya data–data ekonomi AS yang dirilis menambah kekhawatiran investor bahwa pemulihan akan berjalan lambat sehingga akan menggerus permintaan minyak dunia dan harganya akan semakin turun.
Analis senior dari PT Harvest International Futures, Ibrahim, memprediksikan harga minyak dunia akan jatuh hingga di bawah US$ 85 per barel seiring melambatnya permintaan global. “Krisis utang yang terus meluas di Eropa, pelambatan di Asia, serta pemulihan AS yang berjalan ditempat akan memicu penurunan harga minyak mentah dunia,” katanya.
MARKETWATCH / VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
7 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaEkskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak
14 hari lalu
Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel
14 hari lalu
Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram
15 hari lalu
Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaAnalis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar
15 hari lalu
Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru
5 Januari 2024
Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?
21 Juni 2023
Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?
7 Juni 2023
Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang
6 Juni 2023
Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.
Baca Selengkapnya