Dana Institusi Sebabkan Suku Bunga Pinjaman Sulit Turun  

Reporter

Editor

Kamis, 31 Mei 2012 15:30 WIB

Gubernur BI, Boediono dan Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad saat konferensi pers terkait penurunan BI Rate di Jakarta, Jumat (3/4). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, menyebut simpanan institusi dan lembaga di bank yang bernilai triliunan dan berbunga tinggi menjadi salah satu penyebab suku bunga kredit sulit turun.

Oleh sebab itu, Sigit mendesak DPR untuk segera mengkomunikasikan hal ini sehingga lembaga dan institusi yang sumber dananya berasal dari APBN tak lagi menyandera industri perbankan Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman D. Hadad, menjelaskan bahwa persoalan tersebut sudah pernah dibicarakan dengan Menteri BUMN.

"Saya kira itu sudah menjadi perhatian lama," ujar Muliaman usai menghadiri Banking Efficiency Award, Kamis, 31 Mei 2012.

Muliaman menganggap penilaian lembaga dan institusi dalam menempatkan dana memang beralasan. "Saya kira mereka punya sistem, mana bank yang rating baik. Mereka juga membuat justifikasi apa yang mereka lakukan. Saya kira beralasan," ujarnya.

Direktur Konsumer Bank Tabungan Negara, Irman Zahiruddin, mengakui dana dari institusi masih mendominasi. "Saat ini porsi time deposit sekitar 55 persen, 95 persen dana lembaga," ujarnya.

Meskipun begitu, Irman menjelaskan porsi deposito jauh lebih rendah dibanding 2008. "BTN time deposit 70 persen dan telah terjadi perbaikan. Sekarang dana murah meningkat atau dana lembaga turun," ujarnya.

Irman menjelaskan, dulu ketika belum ada batas atas bunga dana simpanan, perbankan berlomba-lomba menarik dana masuk. Bunga yang ditawarkan jauh diatas BI rate. "Saat ini, BI menaruh batas maksimum 14 bank besar sehingga rate jadi sama," ujarnya.

BI dan 14 bank besar sepakat untuk menawarkan bunga deposito maksimum 50 poin di atas suku bunga acuan BI. Saat ini bunga acuan 5,75 persen. Dengan demikian bunga deposito disepakati maksimum 6,25 persen. BTN sendiri mematok bunga 6 persen. Deposan institusi diakui Irman meminta bunga di batas maksimum. Irman menilai penempatan dana di 14 bank besar sendiri lantaran pertimbangan risiko masing-masing institusi.

Saat ini, deposan BTN di antaranya universitas, lembaga nonpemerintah, dan dana pensiun. Irman menjelaskan, BTN terus fokus menggali dana murah. "Agar gabungan biaya dana menjadi lebih murah dan kredit bisa dijual lebih murah," ucapnya. Salah satu cara menggali dan mempertahankan dana murah adalah melalui program undian seperti Homebastis. "Agar tabungan tak pergi ke tempat lain," ucapnya.

Ia menjelaskan, BTN semakin efisien. Pada 2011, saat bisnis berkembang 25 persen, biaya operasional 8,07 persen. "Kami lebih efisien," ucapnya.



MARTHA T.



Advertising
Advertising

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

22 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

2 hari lalu

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

Bank BRI membuka rekrutmen Brilian Banking Officer Program (BPOP) Batch 2 tahun 2024 periode 15-22 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sejak Akhir 2023, OJK Blokir 5.000 Rekening yang Terlibat Judi Online

5 hari lalu

Sejak Akhir 2023, OJK Blokir 5.000 Rekening yang Terlibat Judi Online

OJK memblokir ribuan rekening yang berhubungan dengan judi online.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fitch Ratings dan BBB yang Diraih Bank Mandiri untuk Peningkatan Peringkat

7 hari lalu

Mengenal Fitch Ratings dan BBB yang Diraih Bank Mandiri untuk Peningkatan Peringkat

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendapatkan kenaikan peringkat pada level BBB dari lembaga internasional, Fitch Ratings. Apa artinya?

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

20 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

20 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

29 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

29 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya