TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah kembali memperpanjang proses Master of Restructurisation Agreement (MRA) terkait hutang PT Transpasific Petrochemical Indotama (TPPI) kepada PT Pertamina. "Iya, lagi minta diperpanjang," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik di Jakarta, Jumat, 13 April 2012.
Sayangnya, Wacik tau mau membahas lebih detail tentang proses perpanjangan itu. Seperti diketahui, TPPI memiliki utang Rp 17 triliun. Perinciannya antara lain utang ke perusahaan domestik Rp 9,92 triliun, meliputi utang beserta bunga ke Pertamina Rp 5-6 triliun atau US$ 589 juta, utang ke PT Perusahaan Pengelola Aset Rp 3,26 triliun, dan utang ke BP Migas US$ 169 juta atau Rp 1,66 triliun.
Maret lalu, Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industri, Amir Sambodo, mengatakan anak usahanya, PT TPPI, mendapat perpanjangan pembayaran utang karena harus menyelesaikan persoalan dokumen kontrak. "Pemerintah memfasilitasi perpanjangan ini karena memerlukan waktu untuk penyelesaian dokumen kontrak,” katanya.
Pemerintah bersedia memfasilitasi karena pihak-pihak yang meneken Master Restructuring Agreement terkait dengan utang TPPI yaitu PT Pertamina, BP Migas, Perusahaan Pengelola Aset, dan Grup Tuban Petro bersedia memperpanjang. Alasannya, menurut Amir, karena aktivitas produksi TPPI menguntungkan banyak pihak, yakni menciptakan multiplier efect ekonomi dan lapangan kerja.
NUR ALFIYAH
Berita terkait
Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel
4 hari lalu
Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.
Baca SelengkapnyaBayar Utang Pupuk Subsidi Rp 10,4 Triliun, Jokowi: Tunggu Hasil Audit
24 hari lalu
Presiden Joko Widodo tak menyangkal ada kekurangan membayar pemerintah kepada PT Pupuk Indonesia (Persero) soal utang pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaUtang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali
52 hari lalu
Jubir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, yakin utang pemerintah mencapai Rp 8.253,09 triliun per 31 Januari 2024 masih tergolong aman.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T
55 hari lalu
Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.
Baca SelengkapnyaTerpopuler Bisnis: NASA Soroti Deforestasi IKN, Prabowo Yakin Indonesia Bisa Swasembada Energi dengan Singkong
56 hari lalu
NASA dalam foto satelitnya menyoroti deforestasi yang terjadi di IKN.
Baca SelengkapnyaUtang Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi di Era Jokowi
57 hari lalu
Utang pemerintah di era Jokowi menembus rekor tertinggi, mencapai Rp 8.253,09 triliun per Januari 2024.
Baca SelengkapnyaUtang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat
57 hari lalu
Anggota Komisi XI DPR, Ecky Awal Mucharam, menyoroti utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024 yang disebut aman oleh Kementerian Keuangan.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB
57 hari lalu
Kemenkeu menyebutkan utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun masih dalam rasio aman, karena di bawah ambang batas 60 persen PDB. Bagaimana pendapat ekonom?
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Dana BOS untuk Biayai Program Makan Siang Gratis Prabowo, Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta Utang Pemerintah
57 hari lalu
Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 29 Februari 2024 dimulai dari sumber pos anggaran untuk membiayai program makan siang gratis pada 2025.
Baca SelengkapnyaUtang Pemerintah Naik jadi Rp 8.253 Triliun, Ekonom: Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta
57 hari lalu
Ekonom Celios Bhima Yudhistira memperkirakan beban utang yang ditanggung warga, dari utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024
Baca Selengkapnya