TEMPO.CO, Jakarta - Produsen makanan olahan, PT Mayora Indah Tbk, bakal menaikkan harga produk-produk hasil perusahaannya pada tahun ini. Kenaikan harga merek Mayora seperti Kopiko, Astor, Beng-Beng, dan Choki-Choki diperkirakan mulai dari 5 hingga 10 persen.
"Kenaikan harga produk dagangan kami akan dilakukan secara bertahap," kata Andre Sukendra Atmadja, Presiden Direktur Mayora Indah, usai paparan publik di Jakarta, Senin 9 April 2012.
Menurut Andre, kenaikan harga produk itu disebabkan harga bahan baku sempat melonjak pada tahun lalu. Imbas untuk perusahaan pun baru dapat dirasakan sekarang. "Sehingga kami baru menaikkan harga produk kami pada tahun ini," kata dia.
Meski harga komoditas akhir-akhir ini turun cukup signifikan ke angka 19 hingga 25 persen, perusahaan tetap akan menaikkan harga produknya pada tahun ini. "Rencananya pada Mei mendatang," ujar Andre.
Untuk kenaikan bahan bakar minyak yang diperkirakan akan terjadi pada tahun ini, menurut Andre, hanya berdampak kecil untuk perusahaan. Setidaknya memiliki dampak 2 persen untuk biaya operasional perusahaan. Biaya operasional perusahaan, lanjut dia, lebih banyak menggunakan bahan bakar gas dan listrik. Sedangkan kenaikan bahan bakar minyak hanya berpengaruh untuk proses distribusi produk. "Memang benar ada imbas pengkutan bahan baku, tetapi tidak besar."
Sepanjang 2011, perusahaan menghasilkan keuntungan sebanyak Rp 483 miliar. Sedangkan penjualan bersih perusahaan juga tumbuh tinggi dari Rp 7,22 triliun pada 2010 menjadi sebesar Rp 9,45 triliun di 2011. Penjualan ekspornya juga naik dari Rp 2,19 triliun menjadi Rp 3,32 triliun. Mayora pun menargetkan akan meraup laba bersih sebesar Rp 625-650 miliar pada tahun ini.
Laba usaha di tahun lalu turun dari sebelumnya sebesar Rp 773 miliar menjadi Rp 758 miliar. Sedangkan EBITDA hanya naik tipis menjadi Rp 948 miliar dari sebelumnya Rp 918 miliar.
SUTJI DECILYA
Berita terkait
Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif
16 November 2023
Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaAlasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring
13 Maret 2023
Penelitian mencatat tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring sekaligus datang ke gerai.
Baca Selengkapnya29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional
29 November 2022
Bank Indonesia (BI) mengumumkan ada jumlah peserta BI Fast kini bertambah sebanyak 29 bank.
Baca SelengkapnyaTips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel
13 November 2021
Bisnis ritel menjadi salah satu usaha yang diminati karena biasanya menjual berbagai kebutuhan primer dan langsung kepada konsumen.
Baca SelengkapnyaIni Bedanya Alfamart dan Indomaret
12 September 2021
Kerap bersebelahan, ini beberapa perbedaan antara Alfamart dan Indomaret
Baca SelengkapnyaMau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren
7 Maret 2021
Salah satu industri yang paling terpengaruh oleh tren terkait pandemi adalah ritel. Simak tips agar bisnis ini bisa bertahan.
Baca SelengkapnyaGara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet
3 Januari 2020
Banjir besar di beberapa wilayah Jabodetabek membuat pengusaha ritel mengeluh rugi dan omzet penjualan melorot.
Baca Selengkapnya11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional
12 November 2019
Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.
Baca SelengkapnyaProspektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam
24 Oktober 2019
Sejumlah minimarket atau convenience store nasional punya keinginan untuk berekspansi ke Vietnam.
Baca SelengkapnyaYakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini
2 Oktober 2019
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan pertumbuhan industri ini dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10 persen.
Baca Selengkapnya