Asosiasi Keluhkan Regulasi Pengiriman Rotan Antarpulau  

Reporter

Editor

Senin, 2 Januari 2012 15:24 WIB

TEMPO/Ayu Ambong

TEMPO.CO, Makassar - Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI) Sulawesi Selatan mengeluhkan regulasi pengiriman rotan antarpulau yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 tahun 2011. Ketua APRI Sulawesi Selatan Julius Hoesan menuturkan adanya peraturan tersebut menghambat perkembangan industri rotan di daerah.

“Dalam regulasi tersebut Kementerian Perdagangan mempersulit proses pengiriman rotan antarpulau,” kata Julius, Senin 2 Januari 2011. Peraturan Kementerian Perdagangan tersebut mengatur mengenai tata cara pengiriman rotan antarpulau. Salah satu isinya adalah kewajiban melengkapi pengiriman rotan dengan dokumen dan harus atas pengawasan pihak terkait yang ditetapkan Kementerian Perdagangan.

Peraturan ini dikeluarkan untuk mencegah terjadinya penyelundupan rotan ke luar negeri setelah larangan ekspor diberlakukan. Padahal menurut Julius pelaku pengiriman adalah petani kecil yang tidak memiliki kelompok dan tidak memiliki badan hukum, sehingga persyaratan tersebut dinilai sangat memberatkan.

“Regulasi pengiriman antarpulau tak ada bedanya dengan regulasi ekspor,” ucap Julius.

Akibat aturan itu proses pemeriksaan dan verifikasi menjadi lama. Rotan mentah dari hutan yang belum mengalami proses pengolahan sangat gampang rusak. Jika menunggu proses verifikasi, rotan dikhawatirkan rusak sebelum tiba di tujuan.

Sistem ini, kata Julius, yang dirasakan petani pengumpul rotan di Kolaka, Sulawesi Tenggara, yang hendak mengirimkan rotan ke Makassar. Proses verifikasi tak hanya dilakukan di pelabuhan daerah asal barang, tapi juga di daerah tujuan, sehingga prosesnya menjadi semakin panjang. Kondisi ini, Julius menjelaskan, membuat rotan semakin sulit didapatkan.

“Petani tidak mau lagi mengambil rotan di hutan akibat regulasi ini,” kata Julius. Industri pengolahan rotan setengah jadi pun terpaksa tutup akibat sulitnya memproleh bahan baku.

Sekretaris Umum Asosiasi Mebel Rotan Indonesia (Asmindo) Sulawesi Selatan H.M. Mansyur menuturkan tiga unit industri pengolahan rotan setengah jadi di Sulawesi Selatan saat ini semuanya sudah tidak beroperasi. “Di antaranya ada yang pindah ke Jawa,” kata Mansyur.

Padahal industri pengolahan itu, menurut Mansyur, menyerap tenaga kerja kurang dari 3.000 orang. Jumlah tersebut terdiri dari petani, pengumpul, tenaga pengangkut, dan tenaga pengolah. Jika dilihat dari potensi, Sulawesi Selatan terdapat 24 jenis rotan, tapi hanya empat jenis yang mampu diserap industri lokal. Produksi yang tak terserap inilah yang selama ini dipasarkan ke luar negeri.

Sementara itu dari segi potensi tebang lestari, menurut Mansyur, terdapat 110 ribu ton dan yang dimanfaatkan industri hanya 150 ribu dari produksi nasional.

ANISWATI SYAHRIR

Berita terkait

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

18 jam lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

2 hari lalu

Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level 1.326.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik Rp 7.000 ke level Rp 1.326.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

3 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Ajek di Level Rp 1.319.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini sama dengan perdagangan hari kemarin, yakni Rp 1.319.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

5 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Merosot Rp 18 Ribu, Kini di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini, Selasa, 23 April 2024 merosot turun hingga Rp 18 ribu dari harga di perdagangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

6 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya