G-20 Diminta Bentuk Sistem Tekan Gejolak Harga Pangan

Reporter

Editor

Rabu, 15 Juni 2011 12:32 WIB

Nicolas Sarkozy. AP/Jacques Brinon

TEMPO Interaktif, Brussels - Presiden Prancis Nicolas Sarkozy ingin kelompok G-20 yang terdiri atas negara-negara industrial dan negara berkembang dapat berbagi database harga komoditas pangan untuk membantu mengontrol volatilitas pasar dan identifikasi adanya spekulan komoditas. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat akses terhadap pangan di beberapa daerah bakal semakin genting di masa-masa mendatang.

Dengan begitu, pasar juga akan diatur semakin ketat untuk mencegah kekurangan pangan secara masif. "Spekulasi, panik, dan minimnya transparansi membuat harga komoditas terus membubung. Apakah itu yang kita inginkan? Prancis sudah jelas menyatakan tidak," katanya.

Sarkozy yang kini menjabat sebagai presiden kelompok G-20 terus mendorong agar jaringan pasar komoditas pertanian semakin transparan. G-20 akan membawa isu lonjakan harga pangan ini dalam pertemuan antara menteri pertanian pekan depan.

Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa perbandingan antara harga komoditas pasar di pedesaan selama lima tahun belakangan dengan periode 1990-2008 lalu menunjukkan volatilitas harga yang sangat tinggi. Misalnya, untuk komoditas terpenting seperti sereal naik dua kali lipat, gula naik tiga kali lipat, dan beras naik empat kali lipat.

Oleh karena itu, ia mendesak agar G-20 ikut bertanggung jawab menyelesaikan masalah ini. Ia ingin para investor dan institusi keuangan ikut memikirkan hal tersebut.

Kenaikan harga komoditas, menurut Sarkozy, juga dipicu oleh kurangnya regulasi di pasar komoditas yang bisa mendorong industri keuangan kembali ambruk seperti pada tahun 2008.

"Akankah kita mengalami bencana di komoditas dan bahan mentah dunia?" katanya.

Untuk menggenjot transparansi dalam bursa komoditas ini, Sarkozy ingin ada sentralisasi data transaksi di bursa berjangka. Ia ingin data perdagangan ditampilkan untuk mendorong keamanan pangan dan kestabilan pasar dengan memotong ketidakpastian dari spekulasi yang berlebih di pasar.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dari PBB dapat mengumpulkan data dari berbagai bursa komoditas. Sebelumnya, FAO menuding kenaikan harga pangan yang memicu kekurangan pangan di Afrika.

"Kenaikan harga pangan dan bahan bakar semakin menyulitkan rumah tangga miskin dalam mengakses pangan," seperti dikutip dari pernyataan FAO.

Tahun ini, kenaikan harga pangan mendorong pengurangan konsumsi pangan dari Bolivia hingga ke Indonesia. Krisis di Libya yang memicu lonjakan harga minyak juga bisa mempengaruhi harga komoditas pertanian.

Dengan kenaikan jumlah populasi di dunia hingga mencapai 9 miliar penduduk di 2050 dan permintaan pangan bakal membubung hingga 70 persen saat itu, diperkirakan produksi tidak akan bisa memenuhi permintaan tersebut. "Kita tidak akan bisa memenuhi pangan 9 miliar penduduk di 2050," kata Sarkozy.

AP | R. R. ARIYANI

Berita terkait

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

10 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

14 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

17 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

21 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

22 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

25 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

27 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

33 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

34 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

39 hari lalu

Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.

Baca Selengkapnya