Pemerintah akan Perketat Pengawasan Perbankan

Reporter

Editor

Kamis, 4 Desember 2003 15:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah akan memperketat sistem pengawasan perbankan nasional menyusul kasus pembobolan BRI dan BNI. Selain itu peningkatan moral karyawan juga akan terus diupayakan. Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi di gedung utama Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (4/12), mengatakan rentang pengawasan bank pemerintah selama ini terlalu besar yang mengakibatkan peluang untuk terjadinya kasus kebobolan juga besar. Karena itu, Laksamana meminta dilakukan efisiensi, tidak hanya melalui manajemen yang handal dan profesional, melainkan juga memiliki moral yang tinggi. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan secara keseluruhan, tetapi harus ada pembudidayaan manajemen yang profesional secara bertahap. Laksamana mengungkapkan hal itu menanggapi kasus pembobolan di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) yang menyebabkan kerugian sekitar Rp 294 miliar. Dari jumlah itu, bank baru berhasil menarik sebesar Rp 31 miliar. Peristiwa pembobolan yang terjadi di kantor cabang BRI Senen dan dua kantor cabang pembantu di Surya Kencana, Bogor, dan Tanah Abang, Jakarta, itu melibatkan oknum karyawannya. Laksamana mengatakan kasus kejahatan di perbankan sulit dicegah bila ada orang dalam yang terlibat. Karena itu, katanya, peningkatan moral karyawan harus diupayakan. Selain itu diperlukan pula kepastian hukum. "Mereka berani melakukan itu karena tidak ada tindakan yang tegas selama ini," kata Laksamana. Karena itu, ia meminta tindakan tegas harus dilakukan terhadap siapapun pelaku kejahatan perbankan. Bila tidak ditindak tegas, menurutnya, kejadian serupa bisa terulang lagi. Kasus BRI, menurut Laksamana, sedikit berbeda dengan kasus pembobolan di BNI. Manajemen BRI telah mengetahui lebih dulu sehingga bisa melakukan tindakan pengamanan lebih lanjut. Menurutnya, resiko kegiatan perbankan memang selalu ada, tidak hanya kemungkinan terjadinya pembobolan tetapi juga kemungkinan kasus lain. Karena itu semua pihak harus terus belajar mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Sistem pengawasan juga harus diperketat. Sementara itu Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Kwik Kian Gie mengaku tidak heran atas peristiwa penggelapan dana yang terjadi di BRI. "Karena hampir semua lapisan masyarakat Indonesia sudah sakit KKN semua," kata dia. Ia bahkan mengatakan tidak menutup kemungkinan kasus serupa akan terjadi lagi. Namun ia tidak bersedia menyebutkan di bank mana kemungkinan itu akan terjadi. Indikasi atas kemungkinan tersebut, kata Kwik, didasarkan atas kemudahan masyarakat untuk memperoleh kredit dari bank selama yang bersangkutan bersedia memberikan fee. Ia menyesalkan pemerintah yang belum mengambil sikap tegas atas peristiwa itu. Retno Sulistyowati - Tempo News Room

Berita terkait

Cara Daftar Gratis Ongkir Shopee untuk Penjual dan Syaratnya

1 menit lalu

Cara Daftar Gratis Ongkir Shopee untuk Penjual dan Syaratnya

Bagi Anda yang memiliki usaha online, ketahui cara daftar gratis ongkir Shopee dan berbagai keuntungan yang bisa diperoleh. Berikut informasinya.

Baca Selengkapnya

Polri Bongkar Jaringan Narkoba Hydra di Indonesia, Mengingatkan Organisasi Kriminal Musuh Captain America

3 menit lalu

Polri Bongkar Jaringan Narkoba Hydra di Indonesia, Mengingatkan Organisasi Kriminal Musuh Captain America

Polri ungkap jaringan narkoba Hydra belum lama ini. Pecinta komik dan film Captain America pasti teringat organisasi kriminal musuhnya itu.

Baca Selengkapnya

Ruth Sahanaya akan Konser 40 Tahun Simfoni dari Hati

9 menit lalu

Ruth Sahanaya akan Konser 40 Tahun Simfoni dari Hati

Ruth Sahanaya akan mengadakan konser tunggal 40 Tahun Simfoni dari Hati di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), pada 22 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Hotman Paris Sebut Aparat Desa Seharusnya Tahu Keberadaan 3 DPO Pelaku Pembunuhan Vina

15 menit lalu

Hotman Paris Sebut Aparat Desa Seharusnya Tahu Keberadaan 3 DPO Pelaku Pembunuhan Vina

Hotman Paris menemui ayah, ibu dan adik korban. Pengacara itu menyebut aparat desa seharusnya tahu keberadaan 3 DPO pelaku pembunuhan Vina.

Baca Selengkapnya

Google Tingkatkan Pengalaman Penelusuran dengan AI Generatif

19 menit lalu

Google Tingkatkan Pengalaman Penelusuran dengan AI Generatif

Google tingkatkan pengalaman pencarian dengan AI generatif Gemini, menawarkan AI Overviews untuk jawaban cepat, perencanaan, dan pencarian dengan video.

Baca Selengkapnya

AFC Dukung Usulan Palestina untuk Menangguhkan Keanggotaan Israel di FIFA

21 menit lalu

AFC Dukung Usulan Palestina untuk Menangguhkan Keanggotaan Israel di FIFA

AFC memberikan dukungannya terhadap usulan Palestina untuk menangguhkan keanggotaan Israel dari FIFA menyusul konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

27 menit lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

28 menit lalu

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

Polisi kembali mengambil alih gedung kampus Universitas California Irvine dari para pengunjuk rasa pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

32 menit lalu

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

Partai Demokrat menolak usulan agae politik uang atau money politics dilegalkan pada Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

34 menit lalu

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

Mengatasi hipertensi tidak selalu dengan obat. Masalah kesehatan ini juga bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

Baca Selengkapnya